Find Us On Social Media :

Cuci Tangan Pakai Sabun, Kebiasaan Sederhana yang Punya Dampak Besar untuk Kesehatan

By Sheila Respati, Selasa, 19 Oktober 2021 | 13:56 WIB

ilustrasi cuci tangan pakai sabun.

Intisari-online.com – Semenjak pandemi Covid-19 merebak, cuci tangan menjadi kebiasaan yang tidak bisa dilepaskan dari keseharian. Bahkan, pada masa pandemi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, proporsi populasi yang punya kebiasaan cuci tangan pakai sabun dan air bersih meningkat.

Pada 2018, data BPS menunjukkan proporsi populasi yang biasa mencuci tangan dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia masih di bawah 50 persen. Sementara, menurut Survei Perilaku Masyarakat dari BPS yang dilakukan Juli 2021, pada masa pandemi proporsi populasi yang terbiasa cuci tangan pakai sabun naik menjad 75 persen.

Cuci tangan pakai sabun menjadi krusial di masa pandemi karena merupakan salah satu cara membersihkan virus corona yang kemungkinan menempel pada tangan. Cuci tangan juga masuk ke dalam protokol kesehatan (prokes) di samping memakai masker dan menjaga jarak.

Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengatakan, cuci tangan pakai sabun selama 20 detik sesuai anjuran, membatasi penularan Covid-19 yang yang menjangkiti 1,6 persen populasi Indonesia.

Baca Juga: ‘Cuci Tanganmu Setelah dari Toilet’ Kisah ‘Tifus Mary’, Penyebar Infeksi Virus Tifus di Mana pun Dia Bekerja Sebagai Juru Masak

“Terbukti, cuci tangan pakai sabun terkesan remeh, tapi ternyata sangat penting dan kontribusinya signifikan dalam mengantar kita ke situasi yang lebih kondusif ini,” ujarnya dalam peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun, Jumat (15/10/2021), menurut keterangan tertulis yang diterima Intisari.

Namun, selain mencegah penularan Covid-19, menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun juga memiliki manfaat bagi pemeliharaan kesehatan secara umum.

Menurut Reisa, penerapan kebiasaan cuci tangan pakai sabun juga berdampak pada penurunan prevalensi penyakit diare hingga 30 persen, penyakit saluran pernapasan pada anak dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga 20 persen. Dua penyakit itu merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia.

“Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyerukan agar semua orang, di mana pun, harus melakukan praktik cuci tangan pakai sabun. Mari tingkatkan praktik cuci tangan kita sampai dengan 100 persen (bersih). Karena, ini (cuci tangan) adalah cara termudah, termurah, dan tercepat membunuh virus dan kuman lainnya di tangan kita,” ujar Reisa.

Menambah jumlah fasilitas cuci tangan

Untuk mendorong lebih banyak anggota masyarakat yang mengadopsi kebiasaan cuci tangan pakai sabun, Reisa mengatakan fasilitas cuci tangan pun harus tersedia.

Baca Juga: Sudah Cuci Tangan dan Jaga Jarak Tapi Masih Terkena Virus Corona, Tragedi 2 Keluarga Ini Ingatkan Kita untuk Tetap Berhati-hati Terutama Saat Makan di Restoran, Ini yang Jadi Penyebabnya