Penulis
Intisari-online.com - Saat ini vaksin Covid-19 dalah benda yang sangat penting dan dibutuhkan untuk menangani Covid-19.
Namun, di Jepang jutaan vaksin Covid-19 malah berakhir di pembuangan.
Hal ini disebabkan karena temuan benda asing yang ada di dalam vaksin yang diimpor dari Amerika.
Setelah kabar ini terdengar cukup lama, akhirnya pihak Jepang buka suara terkait penyebab vaksin tersebut sampai terkontaminasi.
Perusahaan farmasi Jepang Takeda mengumumkan kesimpulan penyelidikan penyebab benda asing dalam botol vaksin Covid-19 Moderna di negara itu.
Dalam pengumuman pada 1 Oktober, Takeda Pharmaceutical, yang mengimpor dan mendistribusikan vaksin Moderna di Jepang.
Mengatakan bahwa "kesalahan manusia" adalah penyebab utama vaksin terkontaminasi benda asing dan harus terkontaminasi dengan benda asing.
Pihak berwenang Jepang harus menangguhkan penggunaan tiga batch vaksin Moderna, dengan total 1,63 juta dosis, sejak Agustus setelah menemukan bahwa beberapa botol vaksin terkontaminasi.
Segera setelah insiden tersebut, Moderna bekerja sama dengan Takeda dan Rovi, produsen vaksin di Spanyol, tempat terjadinya kontaminasi, untuk menyelidiki dan mengklarifikasi insiden tersebut.
Dalam laporan yang baru diterbitkan, ketiga pihak mengatakan bahwa penyebabnya berasal dari kesalahan di lini produksi, khususnya peserta produksi yang mengoperasikan mesin secara tidak benar.
Penyelidik menyelidiki lima batch berturut-turut vaksin Moderna yang diproduksi oleh Rovi antara 27 Juni dan 3 Juli.
Karena Rovi tidak mendeteksi kelainan pada 3 batch pertama, maka diekspor ke Jepang.
Kemudian, pada bulan Agustus, pihak berwenang Jepang menemukan kontaminasi dalam 39 botol vaksin dan segera menghentikan injeksi.
Pada batch ke-4, Rovi baru menemukan kelainan pada 2 Juli dan menghentikan ekspor vaksin.
Perusahaan juga mempertahankan vaksin batch kelima, masalah dengan batch 4 dan 5 dilaporkan ke Moderna, Takeda dan Menteri Kesehatan Jepang.
Ketiga pihak menyimpulkan bahwa kerusakan terjadi di semua 5 pengiriman, bukan hanya batch 4 seperti yang ditemukan Rovi pada awalnya.
Untuk mencegah hal ini berlanjut, ke depan unit produksi akan memperbaiki proses dan menggunakan alat dan mesin yang lebih presisi.
Ketiga perusahaan dan Kementerian Kesehatan Jepang juga mengkonfirmasi bahwa insiden ini terdeteksi tepat waktu dan tidak membahayakan kesehatan orang yang disuntik.