Kini negosiasi antara China-AS yang setuju bahwa tidak ada pihak yang akan menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu sudah tidak cocok lagi.
“Untuk beberapa waktu di masa depan, AS akan melihat China sebagai pesaing utamanya dan bahkan musuhnya," kata Sha seperti dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (25/9/2021).
Sejak 1968, Beijing telah mengadopsi kebijakan di mana ia hanya akan menggunakan senjata nuklir sebagai pembalasan.
Laporan Barat menunjukkan China, negara kelima yang mengembangkan persenjataan nuklir, memiliki persenjataan antara 250 hingga 350 rudal.
Hu Xijin, editor outlet yang dikelola negara Global Times, mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat harus memperbesar persenjataannya menjadi 1.000 hulu ledak.
“Kita perlu memiliki persenjataan senjata nuklir yang lebih besar untuk mengekang ambisi strategis AS dan dorongannya terhadap China," kata Hu Xijin.
“Anda tidak memohon untuk hidup berdampingan secara damai antar negara, tetapi Anda membutuhkan alat strategis untuk membentuknya.”
Pasca sliansi AUKUS, China memang sangat waspada.