Baca Juga: Nanti Malam Harus Coba, Cuci Muka dengan Seledri Sebelum Tidur, Bisa Sehatkan Kulit Wajah!
“Menghadapi tantangan bersama dalam memerangi epidemi dan pemulihan ekonomi, orang-orang di kawasan Asia-Pasifik membutuhkan pertumbuhan dan lapangan kerja, bukan kapal selam dan bubuk mesiu," ungkapnya di Beijing setelah pengumuman AUKUS.
"Negara-negara yang bersangkutan harus berbuat lebih banyak untuk membantu perdamaian dan pembangunan regional," imbuhnya.
Lijian telah mengkritik perjanjian AUKUS dalam seminggu terakhir, dan menggambarkan perjanjian itu sebagai "sangat tidak bertanggung jawab".
Namun, sebagai bagian dari perjanjian, ketiga negara itu sendiri telah berkomitmen untuk “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka”.
Negara-negara tersebut akan membangun kerja sama keamanan di kawasan tersebut untuk mengimbangi pengaruh China yang terus meningkat.
Di bawah kerja sama itu disepakati akan diberikan teknologi dan kemampuan kapal selam bertenaga nuklir untuk Australia.
Dengan begitu, Australia akan menjadi negara kedua setelah Inggris pada 1958 yang diberi akses ke teknologi nuklir AS untuk membangun kapal selam bertenaga nuklir.
Seiring dengan pandangan Beijing, keluhan lain tentang perjanjian AUKUS juga datang dari Malaysia.