Find Us On Social Media :

Tak Cuma Sinovac Ternyata Ini Dua Alasan Vaksin Covid-19 yang Disuntikkan Ke Tubuh Manusia Diprediksi Tak Akan Memberikan Perlindungan Seumur Hidup

By Afif Khoirul M, Jumat, 17 September 2021 | 16:15 WIB

Vaksin Johnson and Johnson

Diketahui bahwa untuk setiap virus yang berbeda, ambang batas perlindungannya akan berbeda.

Misalnya, pada tahun 1942, dua peneliti Jerman mempelajari dan menentukan ambang proteksi untuk tetanus menjadi 0,01 unit antibodi/ml darah.

Sedangkan untuk campak, ambang proteksi ditetapkan pada tahun 1985 sebesar 0,02 unit antibodi/ml darah.

Pada penyakit ini, tingkat respons terhadap vaksin, dikombinasikan dengan kecepatan pemecahan antibodi, membantu menginduksi respons imun yang berkelanjutan.

Secara khusus, antibodi terhadap campak terurai perlahan, dan antibodi terhadap tetanus terurai lebih cepat.

Namun, vaksin telah membantu tubuh memproduksi lebih banyak antibodi daripada yang dibutuhkan untuk mengkompensasi penurunan antibodi, memperpanjang waktu efektif pencegahan penyakit.

Dr. Slifka berkomentar, "Kami sangat beruntung karena dengan penyakit seperti tetanus, campak, difteri, kami memiliki ambang perlindungan."

"Anda dapat memantau penurunan antibodi dari waktu ke waktu dan kapan Jika Anda mengetahui ambang batas perlindungan yang diperlukan untuk suatu penyakit, Anda dapat menghitung durasi efektif perlindungan," katanya.

Namun, menurut Slifka, para ilmuwan masih belum mengetahui ambang batas perlindungan untuk Covid-19.

Baca Juga: Baru Saja Umumkan Keberhasilan Atasi Kasus Covid-19 Terbesar Kedua di Negaranya, China Kembali 'Kelabakan' Atasi Kenaikan Kasus Corona