Find Us On Social Media :

Tanpa Orang Ini Mungkin 2 Negara Ini Akan Musnah Gara-gara Donald Trump Meluncurkan Perang Nuklir, Untung Berhasil Dicegah Sosok Ini, Kisahnya Sungguh Mendebarkan

By Mentari DP, Kamis, 16 September 2021 | 11:30 WIB

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Intisari-Online.com - Donald Trump resmi lengser dari jabatannya sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).

Joe Biden sukses mengalahkan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS pada tahun 2020 silam.

Tak lama setelah kemenangan Biden, terjadi serangan di US Capitol pada 6 Januari 2021.

Baca Juga: Bukan Amerika Sasarannya, Rusia Mendadak Menyerang Negara-negara Ini dengan Serangan Besar-besaran, Libatkan 200.000 Tentara hingga 760 Peralatan Militer

Nah, seorang jenderal paling senior AS mengaku Trump berusaha meluncurkan nuklir sebelum dan sesudah serangan terhadap US Capitol.

Dia pun mengambil langkah-langkah untuk mencegah Donald Trump meluncurkan perang nuklir atau serangan terhadap China.

Pernyataan itu muncul dalam buku baru yang ditunggu-tunggu oleh wartawan Washington Post Bob Woodward.

Buku ketiga itu, Peril, ditulis bersama Robert Costa, reporter Washington Post lainnya.

Mengikuti dua buku pertama dalam seri, Fear and Rage, Peril mencakup akhir dari kepresidenan Trump dan awal masa jabatan pertama Joe Biden di Gedung Putih.

Baca Juga: Bikin Panik Satu Dunia, Digadang-gadang Sangat Manjur, Mendadak Muncul Masalah pada Vaksin Moderna, Begini Nasib Warga yang Terlanjur Terima Vaksin Asal Amerika Ini

Woodward dan Costa menggambarkan Jenderal Mark Milley, ketua kepala staf gabungan, yakin bahwa kesehatan mental Trump mengalami penurunan setelah pemilihan.

Sebab dia terus menyebut konspirasi pemilihan.

The Post mengatakan Milley melakukan “sepasang panggilan telepon rahasia” kepada rekannya dari China, Jenderal Li Zuocheng, untuk mengatakan Washington tidak akan menyerang Beijing.

Satu panggilan dilaporkan terjadi pada 30 Oktober 2020 – empat hari sebelum pemilihan.

Yang lainnya terjadi pada 8 Januari, dua hari setelah pendukung Trump menyerang Kongres, ketika tidak terima dengan kekalahan Trump.

Dalam panggilan telepon pertama, yang juga didorong oleh ketegangan di Laut China Selatan dan tentang asal mula pandemi virus corona, Milley dilaporkan memberi tahu Li.

“Saya ingin meyakinkan Anda bahwa pemerintah Amerika stabil dan semuanya akan baik-baik saja," ucap Miley seperti dilansir dari theguardian.com pada Kamis (16/9/2021).

"Kami tidak akan menyerang atau melakukan operasi kinetik apa pun terhadap Anda.”

Milley juga dilaporkan memberi tahu Jenderal China bahwa dia akan memperingatkannya jika serangan diluncurkan.

Dalam panggilan kedua, setelah kerusuhan Capitol, Milley memberi tahu Li: “Kami 100% stabil. Semuanya baik. Tapi demokrasi terkadang bisa ceroboh.”

Baca Juga: Pucuk Dicinta Ulam Tiba, Dulu Sempat Dirumorkan Terancam Bangkrut, Timor Leste Ketiban Rezeki Nomplok, Ladang Minyak Terancam Kering Ini Malah Datangkan Uang Triliun Gara-gara Hal Ini

Trump dimakzulkan untuk kedua kalinya karena menghasut kerusuhan, tetapi dibebaskan dalam persidangan Senat.

Lebih dari 600 orang telah didakwa atas serangan itu, di mana lima orang tewas.

Polisi Capitol telah mempersiapkan peningkatan keamanan.

Pada saat itu, Trump masih menjadi panglima tertinggi militer AS. Dia juga sangat kuat di Senat.

Oleh karenanya, Milley menjadi pemain sentral dalam kepresidenan Trump.

Dalam I Alone Can Fix It, oleh reporter Washington Post Carol Leonnig dan Philip Rucker, Milley digambarkan sebelum serangan Capitol menolak tuntutan Trump agar militer digunakan melawan pengunjuk rasa anti-rasisme.

Milley juga ditampilkan meyakinkan ketua DPR, Nancy Pelosi, bahwa Trump tidak akan dapat menggunakan senjata nuklir.

Susan Glasser dari New Yorker, yang buku Trump-nya sendiri akan keluar tahun depan, melaporkan bahwa Milley bekerja untuk menghentikan Trump menyerang Iran.

Baca Juga: Mampu Luluh Lantakkan Jakarta Jika Diluncurkan dari Surabaya, Inilah Rudal Jelajah Jarak Jauh Korea Utara yang Langsung Bikin Joe Biden di Ambang Ketakutan