Find Us On Social Media :

Bikin Panik Satu Dunia, Digadang-gadang Sangat Manjur, Mendadak Muncul Masalah pada Vaksin Moderna, Begini Nasib Warga yang Terlanjur Terima Vaksin Asal Amerika Ini

By Mentari DP, Kamis, 16 September 2021 | 08:30 WIB

Vaksin Moderna.

Intisari-Online.com - Vaksin Moderna disebut-sebut sebagai salah satu vaksin terkuat yang hadapi virus corona.

Entah itu virus corona biasa atau virus corona varian Delta.

Selain harganya paling mahal, sekitar Rp505.000 per dosis, efikasi vaksin Moderna juga tergolong tinggi.

Baca Juga: Beruntung Sekali Bila Anda Sudah Divaksin Pfizer, Tak Hanya Ampuh Hadapi Varian Delta, Ternyata Orang dengan Usia Ini Justru Mendapat 95% Kemanjuran dari Vaksin Ini

Di mana vaksin Moderna 87% efektif mencegah penularan Covid-19 dan 96% efektif mencegah kasus rawat inap.

Fakta itu diungkap oleh sejumlah penelitian.

Dilansir dari kompas.com pada Kamis (16/9/2021), vaksin Moderna kemungkinan lebih unggul dibandingkan vaksin Pfizer- BioNTech dalam hal mempertahankan kemanjurannya.

Alasannya kemungkinan karena kandungan mRNA dari vaksin Moderna yang lebih tinggi dan interval pemberian dosis yang sedikit lebih lama antara suntikan pertama dan kedua.

Baca Juga: Bak Senjata Makan Tuan, Saat Kasus Covid-19 di Tanah Air Turun, Kasus di China Malah Meningkat Lebih dari 2 Kali Lipat, Negara Lain Juga Dihantam Gelombang Ketiga

Kendati demikian, para ahli setuju bahwa vaksin Moderna dan vaksin Pfizer- BioNTech terbukti sangat efektif dalam mencegah penularan Covid-19.

Hal itu terbukti berdasarkan uji klinis fase ketiga.

Akan tetapi dari hari ke hari, para ahli menemukan ada masalah pada vaksin Moderna.

Ada dugaan vaksin Covid-19 ini justru menunjukkan penurunan perlindungan seiring berjalannya waktu.

Itu terbukti dalam sebuah uji coba.

Moderna membandingkan kinerja vaksinnya terhadap lebih dari 14.000 sukarelawan yang divaksinasi antara Juli hingga Oktober 2020 dengan sekitar 11.000 sukarelawan yang diberi suntikan antara Desember 2020 hingga Maret 2022.

Hasilnya, Moderna menemukan ada 162 kasus Covid-19 di antara sukarelawan yang divaksinasi antara Juli hingga Oktober 2020.

Sementara di antara sukarelawan yang divaksinasi antara Desember 2020 hingga Maret 2022, Moderna hanya menemukan ada 88 kasus Covid-19. 

Baca Juga: Amerika Tidak Bisa Berbohong Lagi, Dokumen Bocor Ungkap Rupanya Amerika Danai Penelitian Virus Corona di Laboratorium Wuhan, Sudah Sejak 2014!

Secara keseluruhan, hanya 19 kasus yang dianggap parah dan ini menjadi tolok ukur utama dalam menilai perlindungan yang memudar.

Dengan hasil itu ada dugaan bahwa terjadi penurunan perlindungan terhadap penerima vaksin Moderna.

Oleh karenanya, dengan hasil temuan itu, maka perusahaan farmasi dan bioteknologi asal Amerika Serikat (AS) tersebut mendorong kemungkinan penggunaan dosis penguat alias booster.

Pada 1 September 2021, Moderna sudah mengajukan izin ke Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) berisi permohonan otorisasi untuk dosis booster.

Baca Juga: Ada Wacana Vaksin Booster Berbayar, Ternyata Tidak Semua Orang Membutuhkan Vaksin Booster, Ahli Sebut Kita Salah Kaprah Soal Vaksin Ini