Find Us On Social Media :

Berjibaku Menyelamatkan Nyawa Saat Ditenggelamkan Banjir, Beginilah Kisah Mencekam Banjir di Stasiun Bawah Tanah China, 'Aku Tak Bisa Bernapas'

By Maymunah Nasution, Kamis, 22 Juli 2021 | 19:57 WIB

Warga China melihat kondisi jalanan underpass yang hilang akibat banjir di China

"Kami semua berdiri di kursi penumpang, dan air sudah mencapai mata kaki kami," ujar wanita bernama Ms Li kepada Elephant News, dikutip dari BBC.

"Beberapa penumpang dengan tubuh lebih pendek terkena air mencapai leher mereka," ujarnya, menambahkan bahwa dengan waktu berlalu maka pasokan udara mulai berkurang.

Setelah kira-kira sejam, kereta mulai gelap dan tingkat oksigen mulai menunjukkan angka mengkhawatirkan.

"Aku benar-benar takut, tapi hal paling menakutkan bukanlah airnya, tapi pasokan air yang mulai hilang," ujar salah seorang penumpang kepada Reuters.

Baca Juga: 'Air di Dalam Kereta Mencapai Setinggi Dada', Begini Kondisi Mengerikan Ketika Banjir Parah Melanda China, Merendam Kereta Bawah Tanah hingga Listrik Rumah Sakit Terpaksa Dipadamkan

Setelah beberapa jam ketakutan dalam ketidakpastian, penyelamat akhirnya datang melalui atap kereta dan menarik keluar warga.

"Kami mengetuk kaca sedikit di atap, kemudian tiba-tiba ada udara," ujar wanita dengan nama rahasia kepada televisi negara, CCTV.

Mengutip BBC, ratusan warga akhirnya bisa terselamatkan dari banjir terowongan kereta bawah tanah di Zhengzhou, kota dengan 12 juta warga yang ada di lembak Sungai Kuning, pusat provinsi Henan.

Namun setidaknya 12 diketahui meninggal dunia dan 5 cidera di tragedi kereta bawah tanah tersebut, yang datang setelah wilayah itu mendapatkan lebih banyak curah hujan dalam 3 hari dibandingkan curah hujan setahun.

Baca Juga: Eropa Dilanda Bajir Parah, Ternyata Tak Hanya Pemanasan Global Penyebabnya, Apa Lagi?

 

China sedang memasuki masa musim hujan dan banjir terjadi setiap tahunnya.

Namun, ilmuwan China mengatakan pemanasan global telah membuat situasi lebih berbahaya dan memperingatkan bahwa cuaca ekstrim dapat terjadi lebih sering di masa depan.

Di Henan sendiri, setidaknya 33 orang telah meninggal dunia dan lebih dari 200 ribu warga telah dievakuasi.

Baca Juga: ‘Bangun Kembali Lebih Baik’ Nyatanya Hanyalah Sebuah Retorika, Beginilah Krisis yang Terjadi di Timor Leste Akibat Covid-19 dan Perubahan Iklim

Jalan-jalan utama telah berubah menjadi sungai, dengan mobil dan puing-puing tersapu oleh arus air yang deras.

Di stasiun Shaokulu, jendela ditutup, dan sekelompok kecil polisi berdiri mengawasi di satu pintu masuk.

Di sana terlihat lumpur dan tumpukan mobil yang berhenti ketika arus tak mampu membawa mobil-mobil itu lebih jauh lagi.

Lumpur-lumpur terlihat di tepi jalan, sementara pekerja sudah mulai memperbaiki bagian permukaan yang terkoyak oleh kekuatan air.

Baca Juga: Sementara Jakarta Diprediksi Tenggelam Tahun 2050, 6 Kota Besar di Dunia Ini Diramal Bakal Alami Banjir Parah di Tahun yang Sama