Find Us On Social Media :

Hanya Bermodal Kaleng Susu Pria Ini Mampu Tenggelamkan Kapal Nazi, Tetapi Namanya Justru di Lupakan Bahkan Hanya Diberi Penghargaan Rendah, Karena Alasan Memuakkan Ini

By Afif Khoirul M, Senin, 19 April 2021 | 06:50 WIB

Ilustrasi kapal perang Nazi

Intisari-online.com - Job Maseko, namanya mungkin sedikit dikenal dunia sebagai sosok yang penting.

Namun, aksinya saat melawan Nazi cukup mengejutkan jika diceritakan hari ini.

Job Maseko bertempur bersama dengan sekutu melawan Nazi di Afrika Utara dan mencapai prestasi gemilang.

Dia menenggelamkan kapal musuh hanya dengan menggunakan kaleng susu.

Baca Juga: Lagaknya Gempur dengan Kekuatan Udara Penuh, Siapa Sangka Pasukan Amerika Pernah Dipecundangi Nazi Hanya dengan Senapan Darat Ini, Ratusan Pilot AS sampai Tewas Dibuatnya

Sayangnya, namanya justru terlupakan, bahkan dia hanya diberi penghargaan rendah dan reward biasa, karena sebuah alasan memuakkan.

Menurut The Sun, belakangan sebuah kampanye telah diluncurkan, untuk menghormati Job Maseko.

Dia dianggap pahlawan dalam Perang Dunia II, ketika melawan Nazi, namun tidak menerima penghargaan Order of The Victorian Cross.

Sebuah hadiah mulia untuk perajurit heroik, dan kini sedang digaungkan untuk diberikan kepada Job Maseko.

Baca Juga: Korbankan Nyaris 70 Juta Nyawa Manusia, Ternyata Perang Dunia II Bisa Saja Berakhir Lebih Cepat Dengan Sedikit Korban Jika Sekutu Mampu Memusnahkan 'Pom Bensin' Adolf Hitler Ini

Dikisahkan, Maseko awalnya adalah seorang penambang.

Setelah pecahnya Perang Dunia II, Maseko bergabung dengan tentara dan menjadi sersan Tentara Pribumi Afrika Selatan.

Dia ditempatkan di Tobruk, Libya, yang berada di bawah pengepungan Nazi dan berulang kali dibombardir. 

Pada Juni 1942, dia ditangkap dan disiksa oleh pasukan Jerman dan Italia setelah jatuhnya Tobruk.

Jerman membagi ribuan tahanan yang mereka tangkap berdasarkan ras.

Tentara kulit putih dipindahkan ke kamp tahanan di Eropa, sementara orang kulit berwarna harus berjalan melalui gurun ke kamp tahanan di Italia, di mana mereka menjadi pekerja paksa.

Tahanan kulit hitam seperti Maseko dipaksa bekerja dalam kondisi yang keras tetapi makan dengan buruk.

Penyajiannya hanya berupa kue kering dan bubur yang diisi bubur dengan sedikit air untuk melawan dahaga setiap hari.

Biasanya, bagi tentara Sekutu, dipenjara di penjara Nazi, terutama diubah menjadi kerja paksa hampir identik dengan kematian.

Baca Juga: Berkat Ingatannya Waktu Masih Bocah, Pria Ini Bongkar Kejahatan Besar Nazi yang Nyaris Tidak Pernah Terungkap, Ada Bukti Mengerikan Terkubur Jauh di Tengah Hutan Polandia

Mayor Schroeder, komandan kamp tawanan perang dikenal sebagai orang yang sangat brutal. Para penjaga juga biasa memukuli para tahanan untuk kesenangan.

Suatu kali, Maseko dengan berani mengecam kejahatan Schroeder dan sipir penjara dengan Marsekal Lapangan Nazi Erwin Rommel.

Namun, itu hanya membuatnya di sel isolasi dan mengalami penyiksaan yang lebih parah.

Tahanan seperti Maseko sering kali ditugaskan untuk pekerjaan berat, seperti bongkar muat perbekalan dari kapal Jerman.

Dan tentara Afrika Selatan menggunakan ini untuk melakukan keajaiban, menenggelamkan kapal Nazi dengan bom rakitan.

Maseko diam-diam membuat bom dari kaleng susu kental, bubuk mesiu yang diambil dari selongsongnya, dan tali yang terbakar perlahan.

Kemudian dia meletakkannya di tengah tangki bahan bakar di ruang kargo dan menyalakannya.

"Dia menyalakan kabel perlahan, meledakkan bom, lalu dengan cepat kabur bersama teman-temannya. Beberapa jam kemudian, ledakan dahsyat menenggelamkan kapal Nazi," kata Bill.

Menurut Bill, aksi heroik Maseko bahkan berperan dalam mendorong kemenangan menentukan Sekutu yang dipimpin oleh Field Marshal Inggris Bernard Law Montgomery tiga bulan kemudian.

Baca Juga: ‘Saya Lahir dalam Peternakan Manusia yang Dibuat Nazi’ Kisah Nyata Irene de Fauw, Wanita Hasil Proyek Peng-Arya-an Eropa, yang Kisahnya Kemudian Difilmkan

Adapun Maseko, setelah ledakan kapal kargo Nazi, dia melarikan diri dari kamp tawanan perang di Italia dan berjalan melewati gurun selama tiga minggu untuk mencapai El Alamein, bergabung dengan Sekutu.

Atas perbuatannya, Maseko diusulkan untuk menerima Order of the Victory Cross, penghargaan paling mulia dari angkatan bersenjata Inggris.

Namun pada akhirnya, dia hanya dianugerahi Order of the British Army gelar terendah pada saat itu karena warna kulit dan kebijakan rasismenya.

Namun, Maseko kemudian menerima pengurangan pensiun karena warna kulitnya dan harus hidup dalam kemiskinan sebelum meninggal karena ditabrak kereta api pada tahun 1952.

Hari ini untuk menghormati Maseko, kota KwaThema dekat Springs, Afrika Selatan memiliki sekolah dasar yang dinamai pahlawan hitam ini.