Find Us On Social Media :

Negaranya Porak-Poranda Dihancurkan Banjir Dasyat, Pemerintah Timor Leste hanya Bisa Minta Bantuan Negara Lain Untuk Membangun Kembali Negaranya, PBB Malah Khawatirkan Hal Ini

By Afif Khoirul M, Rabu, 7 April 2021 | 15:37 WIB

Banjir dasyat melanda Timor Leste.

Intisari-online.com - Bencana banjir dasyat telah menimpa wilayah Timur Indonesia, seperti wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Bahkan negara tetangga Timor Leste juga alami dampak yang lebih parah daripada NTT.

Menurut ABC News, Selasa (6/4/21) bencana banjir itu telah menyapu wilayah Timor Leste, menyebabkan banyak kerugian, termasuk ratusan orang meninggal.

Kemudian, ribuan orang juga kehilangan tempat tinggalnya akibat tersapu banjir dasyat tersebut.

Baca Juga: Sudah Dicap Negara Termiskin di Dunia hingga Ekonominya Hancur Lebur Akibat Covid-19, Timor Leste Makin Porak-poranda Ketika Banjir Bandang Terjang Wilayahnya, 'Warga Sampai Naik ke Atap'

Hal itu membuat pemerintah Timor Leste akan segera meminta bantuan dari negara-negara tetangga untuk memulihkan kondisi ini.

Pada Selasa (6/4), pejabat setempat memastikan jumlah korban tewas akibat bencana itu ada 34 orang.

Tetapi angka itu diperkirakan terus meningkat, dan setidaknya ada 8 orang hilang dan belum ditemukan.

Pemerintah Australia yang merupakan teman dekat Timor Leste merasa prihatin dengan kondisi ini, risiko air, serta kurangnya air bersih dan makanan di Timor Leste.

Baca Juga: Duh, Ada Gambar Pakaian Adat Rote NTT di Mata Uang Timor Leste, Benarkah Bumi Lorosae Mengklaim Budaya Indonesia?

Pejabat pemerintah dan LSM masih berjuang untuk menangani seluruh kerusakan di luar kota Dili.

Di mana air yang mengamuk dan tanah longsor telah menyapu rumah-rumah, menghancurkan jalan-jalan dan membawa jembatan-jembatan.

Menteri Pemerintah Timor Leste Fidelis Leite Magalhaes mengatakan pemerintah masih menilai dampak banjir tetapi mengisyaratkan negaranya akan meminta lebih banyak bantuan segera.

"Pemerintah akan meminta bantuan dari negara sahabat, terutama Australia mengingat kedekatannya dan sumber daya yang tersedia serta pengalaman dalam penanggulangan bencana, setelah melakukan penilaian kerusakan," katanya kepada ABC.

"Tetapi kedutaan Australia dan badan-badannya bekerja sangat keras berdampingan dengan pemerintah Timor Leste dan rakyatnya," tambahnya

Melansir situs PBB, ada juga kekhawatiran COVID-19 akan menyebar dengan cepat setelah banjir.

Karena mengganggu penguncian di ibu kota Dili dan memaksa ribuan orang berlindung di belasan tempat perlindungan.

Baca Juga: Aliran Air Mendadak Masuk ke Rumah hingga Setinggi Dada Orang Dewasa, Korban Banjir Bandang di NTT Mengaku Gendong Anak Sambil Berjalan di Dalam Air, 'Kami Terus Berdoa'

Timor Leste mencatat kematian COVID-19 pertamanya pada hari Selasa, dan sekarang memiliki hampir 500 kasus aktif.

Batch pertama vaksin COVID negara itu, yang diperoleh melalui fasilitas COVAX, tiba di Dili kemarin.

Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pemerintah Timor Leste berharap untuk mulai meluncurkan vaksin pada hari Rabu, meskipun gangguan akibat banjir.

Magalhaes mengatakan Australia telah memberi Timor-Leste bantuan medis penting untuk membantunya menguji COVID-19 dan menahan penyebaran penyakit.

"Kami juga sangat berterima kasih atas bantuan Australia dalam memerangi COVID-19, yang tidak mungkin terjadi tanpa dukungan Australia," katanya.

Menteri Luar Negeri Marise Payne kemarin mengatakan bahwa Australia siap memberikan lebih banyak bantuan kepada Timor Leste.

Tetapi oposisi federal telah menekan Koalisi untuk segera memulai persiapan.

Baca Juga: Ramai Berita Pernikahan Atta-Aurel, Tanpa Disadari Ada Bencana Banjir Dahsyat di NTT yang Tewaskan 50 Orang hingga 27 Orang Hilang, Media Inggris Pun Sampai Memberitakannya

Anggota Parlemen Buruh Wilayah Utara Luke Gosling mengatakan kepada radio lokal ABC di Darwin bahwa Australia perlu "melangkah maju."

"Saya telah memberikan (pemerintah) beberapa nasihat gratis, yaitu mulai menyiapkan aset sebelum berangkat ke Timor, terutama untuk membantu dengan air minum segar," katanya.

"Karena butuh waktu untuk memobilisasi dukungan semacam itu," katanya.

"Anda tidak perlu menunggu surat resmi dari Pemerintah Timor Leste untuk mengetahui bahwa ini adalah kota yang sedang krisis," imbuhnya.