Penulis
Intisari-Online.com - Sejarah Timor Leste salah satunya pernah dijajah Portugis selama ratusan tahun.
Sempat diduduki Jepang hingga akhir Perang Dunia II, kemudian Timor Leste menjadi bagian dari wilayah Indonesia setelah invasi oleh Indonesia tahun 1975.
Dua puluh empat tahun berada di bawah kekuasaan Indonesia, Timor Leste baru merdeka tahun 1999 dan secara resmi kemerdekaannya diakui internasional tahun 2002.
Ada jejak Portugis yang kental di Timor Leste, juga jejak Indonesia di sana.
Satu kisah unik tentang kentalnya pengaruh Bangsa Portugis di Timor Leste datang dari Akbar Nomadena, kontributor Majalah Intisari.
Dilansir dari Intisari Online (7/1/2018), Ceritanya, Akbar memiliki kakak sepupu yang asli berasal dari Timor Leste. Karena keluarga sang ibu berasal dari Los Palos, kota kecil di ujung Pulau Timor.
Sebelum Timor Leste (Timor Timur) berpisah dari Republik Indonesia, sang kakak sepupu tentunya juga merupakan Warga Negara Indonesia.
Ia bebas keluar masuk ke Timor Leste ke wilayah Indonesia seperti warga Nusa Tenggara Timur.
Namun, sejak Timor Timur berpisah dari negara RI, status sang kakak sepupu menjadi warga negara asing.
Maka, ketika ia mengunjungi keluarga di Jawa Timur, ia pun harus mengurus visa seperti warga asing lainnya.
Saat mengurus visa, ia ditemani ibu, adik, dan keponakan Akbar. Saat naik angkutan umum, mereka asyik mengobrol dengan Bahasa Timor Timur.
Selama perjalanan itulah, mereka menjadi pusat perhatian orang-orang karena bahasa mereka yang asing.
Baca Juga: Orang Menjadi Terlena hingga Lupa Diri, Kenali Ciri-ciri Star Syndrome yang Bisa Sangat Merugikan
Namun, orang-orang bukan menebaknya berasal dari Timor Leste, melainkan dari India atau Timur Tengah. Apalagi wajah mereka berbeda dari tipe orang-orang Jawa.
Sopir angkutan pun sampai bertanya, apakah mereka turis dari India. Maklum, wajah mereka memang mirip dengan orang-orang Hindustan.
Pasalnya, sebagian besar orang Los Palos memang masih keturunan Portugis, yang mana wajah mereka mirip artis-artis Bollywood.
Kejadian unik juga terjadi saat di kantor imigrasi, mereka mengalami sedikit masalah.
Sang keponakan tiba-tiba menjadi rewel. Dan karena senewen, ibu Akbar sempat marah-marah.
Ia mengomel menggunakan Bahasa Tetun (Tetum), bahasa asli Timor Timur.
Selesai ibu mengomel, ternyata seorang perempuan berambut pirang yang duduk di sebelahnya memberanikan diri menyapa, namun justru dengan bahasa Inggris, padahal sang ibu sudah tinggal di Indonesia, “Excuse me, where are you from?”
Saat itu, sang ibu hanya melongo mendengar pertanyaan itu sebab ia memang tidak mengerti Bahasa Inggris.
Ia pun menjawab, “Maaf, Mbak, saya enggak ngerti Bahasa Inggris.”
Rupanya perempuan itu mengira sang ibu berasal dari Timur Tengah karena mendengar bahasa yang digunakan.
Bahasa Tetum sendiri merupakan merupakan bahasa Melayu-Polinesia yang dipengaruhi oleh bahasa Portugis, yang memiliki status yang sama sebagai bahasa resmi, dikutip dari easttimorgoverment.com.
Selain wajah sebagian orang Timor Leste mirip orang Portugis karena masih ada keturunannya, Bahasa Tetum juga dipengaruhi oleh bahasa Portugis.
Selain itu, Fataluku, bahasa Papua yang banyak digunakan di bagian timur negara (seringkali lebih dari Tetum), memiliki pengakuan resmi di bawah konstitusi.
Seperti halnya bahasa asli lainnya, termasuk: Bekais, Bunak, Dawan, Fataluku, Galoli, Habun, Idalaka, Kawaimina, Kemak, Lovaia, Makalero, Makasai, Mambai, Tokodede dan Wetarese.
Bahasa Portugis secara khusus mempengaruhi dialek Tetum yang dituturkan di ibu kota, Dili, yang dikenal sebagai Tetun Prasa, sebagai lawan dari versi yang lebih tradisional berbicara di daerah pedesaan, yang dikenal sebagai Tetun Terik.
Tetun Prasa adalah versi yang lebih banyak digunakan, dan sekarang diajarkan di sekolah-sekolah.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari