Kementerian Pertahanan, dengan para ahli dari Technion-Israel Institute of Technology, mendasarkan robot pengumpul intelijen mereka pada proyek sebelumnya dari Universitas Ben-Gurion, yang menciptakan sekumpulan hewan robotik dengan kemampuan khusus.
Sebelumnya, para peneliti di Universitas Ben-Gurion melaporkan bahwa mereka telah mengembangkan "robot ular" yang mampu menavigasi melalui pipa dan lubang sempit.
Laporan Ben-Gurion juga merinci hewan robot lainnya, termasuk, kucing yang memanjat dinding menggunakan cakarnya, dan "anjing-droid" yang merespons gerakan manusia.
Ide robot mirip ular bukanlah hal baru di dunia teknologi.
Shigeo Hirose, seorang profesor di Departemen Teknik Mesin dan Dirgantara di Institut Teknologi Tokyo, telah mengerjakan "robot ular" sejak tahun 1970-an.
Robot ACM-R5 Hirose, yang memiliki kemampuan untuk meluncur di air dan memulai debutnya di Pameran Dunia 2005 di Aichi, Jepang.
Pada 2020 silam, militer Israel dilaporkan sedang menguji coba teknologi pengenalan wajah di wilayah Tepi Barat yang diduduki untuk mengenali warga Palestina.
Perangkat lunak bioteknologi itu dipasang di pos-pos pemeriksaan militer sebagai bagian dari operasi pemantauan warga sipil yang keras.
Teknologi pengenalan wajah itu dikembangkan oleh Anyvision Interactive Technologies, sebuah firma biometrik pemula paling dikenal di Israel.