Menurut laporan Bloomberg, setidaknya 60 kapal curah pengangkut batubara dari Australia terkatung-katung pada bulan November di dua pelabuhan utama China.
Otoritas China sebelumnya tidak menjelaskan alasan pasti dari penundaan, namun Selasa (24/11/2020), juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian untuk pertama kalinya memberi penjelasan terkait dengan masalah kualitas batubara tersebut.
"Dalam beberapa tahun terakhir, Bea Cukai China telah melakukan pemantauan dan analisis risiko atas keamanan dan kualitas batubara impor dan menemukan batubara impor yang tidak memenuhi standar lingkungan secara umum," katanya.
China secara tidak resmi melarang impor batubara Australia sejak Oktober di tengah memburuknya hubungan kedua negara, dan pada gilirannya, meningkatkan impor dari Mongolia dan Rusia.
Jubir Zhao mengatakan China telah memperkuat pemeriksaan dan pengujian batubara impor terkait standar keamanan, kualitas dan lingkungan "demi melindungi kepentingan lingkungan dari pihak China".
Ekspor dari Indonesia
Sementara pada pertengahan Oktober lalu China juga disebutkan menolak produk batubara Indonesia.
Namun pada 25 November 2020 kemarin, China menyatakan rencana membeli batubara termal senilai 1,467 miliar Dolar AS atau sekitar Rp 20 triliun dari Indonesia untuk tahun depan.