Find Us On Social Media :

Ngerinya Covid-19, Peneliti Syok Temukan Kondisi Jenazah Korban Covid-19 yang Dibongkar Lagi, Ada Organ yang 'Rusak' Karena Covid-19

By Maymunah Nasution, Selasa, 24 November 2020 | 06:00 WIB

Ilustrasi virus corona

Tapi mereka mencatat dalam penelitian ini bahwa tidak ada patologi yang ditemukan, sebelum kasus virus corona.

Wabah ini telah menyebabkan sekitar 74.000 orang terinfeksi dan lebih dari 2.000 orang meninggal, sementara yang disembuhkan sekitar 16.000 orang.

Lebih dari 25 negara telah melaporkan infeksi virus corona, dan memicu kekhawatiran bahwa wabah tersebut oleh WHO digolongkan sebagai darurat global.

Sebuah studi terpisah yang diterbitkan dalam The Lancet oleh para spesialis dari University of Edinburgh pada 7 Februari berpendapat bahwa, tentang penggunaan kortikosteroid.

Baca Juga: Bukti Betapa Efisiennya Kim Jong-Un, Nasib Mayat di Korea Utara Bukan Dimakamkan Dengan Layak Melainkan Dijadikan Pupuk Agar Tanaman Terawat

Suatu kelas hormon steroid banyak digunakan selama wabah SARS dan MERS dan telah dicoba pada pasien virus corona baru.

Studi pengamatan menyarankan penggunaannya untuk mengurangi peradangan dapat menyebabkan komplikasi termasuk diabetes, kematian jaringan tulang dan penundaan pengangkatan virus.

Lima ilmuwan China yang dipimpin oleh Lianhan Shang dari Universitas Pengobatan China Beijing, menerbitkan tanggapan terhadap penelitian yang mendorong penggunaaan kortikosteroid dalam kasus tertentu.

Tanggapan ini mengakui risiko penggunaan kortiskosteroid dosis tinggi pada pasien virus corona, termasuk potensi infeksi lainnya.

Baca Juga: Trump Sebut China 'Infeksi Dunia', Presiden Xi Jinping Janji Siapkan Vaksin Virus Corona Secara Global, 'Kami Akan Membantu Negara Lain'