Find Us On Social Media :

Sering Bikin Gentar Navy Seal AS, Beginilah Kehebatan Pasukan Khusus TNI AL Denjaka yang Misterius Itu

By Tatik Ariyani, Senin, 23 November 2020 | 12:58 WIB

Pasukan khusus Denjaka

Intisari-online.com - Pasukan khusus TNI AL Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) berhasil membuat gentar pasukan-pasukan khusus lainnya termasuk Navy Seal dari AS dalam berbagai atraksi di luar negeri.

Para anggota Navy Seal yang secara rutin melakukan latihan bersama Denjaka selalu dibuat geleng-geleng kepala mengingat latihan Denjaka tergolong ekstrem dan berbahaya.

Misalnya saja para personel Denjaka biasa melakukan latihan menembak sasaran dalam jarak dekat dan saling berhadap-hadapan menggunakan peluru tajam, melakukan demo penerjunan dari udara untuk membebaskan teroris dengan cara terjun di atas atap gedung atau kapal kecil yang sedang melaju di tengah laut, dll.

Sebagai pasukan khusus yang dibentuk oleh TNI AL, para personel Denjaka memang merupakan orang-orang pilihan dan terbaik di satuannya. 

Baca Juga: Beredar Video Penampakan Hewan Misterius & Langka di Lereng Gunung Merapi Dempo yang Terekam Pendaki Gunung, Seperti Apa Penampakannya?

Para personel Denjaka bahkan berasal dari personel terbaik yang semula sudah bertugas di satuan pasukan khusus TNI AL, yakni  Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Intai Amfibi Marinir (Taifib).

Eksistensi Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) sebagai satuan antiteror aspek laut TNI dimulai sejak diterbitkannya Surat Keputusan KSAL No.Skep/2848/XI/1982 tertanggal 4 November 1982. 

Isinya berupa pembentukan Pasukan Khusus Angkatan Laut (Pasusla) yang bertugas menanggulangi bermacam bentuk ancaman keamanan yang terjadi pada aneka wahana transportasi laut sipil, kapal perang TNI AL, maupun instansi penting yang berada di tepi pantai atau di tengah laut.

Ancaman dapat berupa aksi klandestin, sabotase, penyanderaan, maupun pembajakan konvensional. Denjaka dipimpin perwira berpangkat letnan kolonel.

Baca Juga: Prancis Geram Merasa Dijelek-jelekkan Turki, Ketegangan Masih Berlanjut, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Turki dan Prancis

Di awal pembentukannya, pasusla beranggotakan 70 prajurit pilihan yang berasal dari Satuan Pasukan Katak (Kopaska) dan Batalion Intai Amfibi Marinir (Yontaifib). 

Pucuk kendali pembinaan menjadi tanggung jawab Panglima Armada RI Kawasan Barat (Pangarmabar) dengan koordinasi bersama Komandan Korps Marinir. Sementara wewenang penugasan ada di tangan KSAL.

Pasusla memperoleh legalisasi lewat surat keputusan Panglima ABRI tahun 1984.  Sejak itu Pasusla menjadi satuan antiteror yang pembinaannya khusus di bawah Komandan Korps Marinir. 

Secara resmi nama “Detasemen Jala Mangkara” mulai dipakai sejak keluarnya Surat Keputusan KSAL No.Kep/42/VII/1997 tertanggal 31 Juli 1997. 

Namun hingga kini justru tanggal 4 November yang ditetapkan sebagai hari jadi satuan elite yang bermarkas komando merangkap pusat pendidikannya berada di Bhumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan.

Fasilitas pendidikan Denjaka di Bhumi Marinir itu merupakan fasilitas latihan yang lengkap karena terdapat bangunan yang bisa mensimulasikan lautan, kapal perang, kapal selam, hutan belantara, rawa-rawa, bangunan untuk latihan perang antiteror dan lainya.

Pada dasarnya, materi pendidikan antiteror dan antisabotase yang diterima calon anggota Denjaka tak banyak beda dengan yang disuguhkan pada unit-unit antiteror lainnya di jajaran TNI.

Hanya saja ruang lingkup operasi lebih banyak berkutat di laut.

Baca Juga: Sudah Jadi Istri Miliarder Dubai, Putri Haya Malah Selingkuh dengan Pengawal Pribadinya, Beginilah Nasib Sang Putri Setelah Skandal Perselingkuhannya Terungkap

Selain metode pencapaian sasaran lewat teknik lintas udara (combat free fall) juga ditekankan penguasaan metode bawah air (combat diving) dan lintas atas air senyap. 

Baik dengan berenang (combat swimming) maupun memakai perahu karet.

Hal ini wajar mengingat pada praktiknya satuan Denjaka sedang menggabungkan ketiga macam teknik perlintasan guna mencapai sasaran yang dituju.

Alhasil, satuan elit ini bakal mengadakan program latihannya di tempat yang bermatra lautan. 

Misalnya  kapal penumpang yang tengah berlayar, anjungan minyak lepas pantai, atau pulau terpencil di tengah laut.

Selain penguasaan ilmu bertempur, Denjaka juga dibekali ilmu kejiwaan dan analisa situasi khusus.

Sebelum melancarkan serangan, biasanya diajukan tim pendahulu yang bertindak sebagai negosiator dengan teroris. 

Di samping  agar tahu apa yang dituntut, dari negosiasi dapat juga  diukur waktu yang cukup lama agar unit serbu sempat menyiapkan diri sebaik mungkin.

Baca Juga: Menikah Baru Sebulan, Pria Ini Sudah Membunuh Istrinya Sendiri

Tak hanya itu, para negosiator juga bertugas “membaca” kemampuan, kekuatan, tipu muslihat, sekaligus kelemahan teroris. 

Bila upaya negosiasi berujung pada kebuntuan, unit serbu segera dikerahkan.

Terbagi dalam tiga tim, yakni tim atas air, bawah air dan lintas udara.

Masing-masing tim beranggotakan selusin prajurit dengan spesialisasi beragam. 

Mulai dari penjinakan bahan peledak, medis, komunikasi elektronik dan teknologi informasi.

Ada banyak sandi yang dipakai dalam operasi Denjaka.

Isyarat operasi bisa disandikan dengan “KILAT”, penundaan dengan “MENDUNG”, dilanjutkan dengan “CERAH”. 

Waktu yang dibutuhkan oleh ketiga tim serbu Denjaka sejak masuk ke lokasi sasaran, menggelar serangan dadakan hingga evakuasi personel biasanya tak lebih dari 15 menit.

Baca Juga: Trump Sebut China 'Infeksi Dunia', Presiden Xi Jinping Janji Siapkan Vaksin Virus Corona Secara Global, 'Kami Akan Membantu Negara Lain'

Layaknya satuan antiteror, tim serbu mengandalkan persenjataan yang cukup mumpuni dalam pertarungan jarak dekat. 

Beragam pistol otomatis, granat asap, granat kejut hingga senapan mesin ringan, masuk dalam inventaris.

Misalnya, pistol otomatis SiG Sauer P-226/P-228 kaliber 9mm, pistol mitraliur Uzi kaliber 9mm, senapan otomatis MP5 dengan beragam variannya dan senapan tembak runduk SG-550 kaliber 5,56mm.

Tim serbu juga memanfaatkan sejumlah peralatan pendukung.

Daftarnya cukup standar: perahu karet bermotor, peralatan selam lengkap, peralatan para lengkap, komunikasi elektronik, senter kedap air, navigasi GPS serta pengendus malam NVG.

Tak hanya operasi antiteror dan antisabotase, Denjaka dapat pula dilibatkan dalam operasi rahasia “jenis lain” berdasarkan perintah langsung Panglima TNI. 

Hingga kini, keberadaan satuan ini terkesan dirahasiakan.

Bahkan penugasannya pun acap kali tak diakui ataupun tercatat resmi oleh Markas Besar TNI.

Yoyok Prima Maulana

Baca Juga: Diduga Meninggal 5 Bulan Lalu, Mayat Seorang Wanita Ditemukan Tinggal Kerangka dengan Posisi Duduk dan Sudah Tertutup Debu