Find Us On Social Media :

Disingkirkan Gara-gara Kakinya Pincang Satu, Jenderal Kopassus Ini Langsung Mencak-mencak Membelanya, Bocorkan Kehebatannya Saat Jalankan Misi Sampai Rela Kakinya Putus Demi NKRI

By Mentari DP, Sabtu, 21 November 2020 | 16:10 WIB

Kisah Agus Hernoto, prajurit Kopassus berkaki satu.

Intisari-Online.com - Kopassus merupakan pasukan khusus yang berada di bawah TNI AD.

Ada banyak kisah heroik terkait prajurit Kopassus.

Salah satunya kisah seorang prajurit Kopassus yang kehilangan satu kakinya akibat pertempuran.

Beberapa tahun setelah pertempuran, ada aturan tentang penghapusan tentara yang mengalami cacat.

Baca Juga: Sudah 5 Tahun Berlalu, Begini Detik-detik Olga Syahputra Berjuang Antara Hidup dan Mati, Billy: Momen Itu Sangat Mengerikan Dalam Hidup Gua

Namun seorang Kopassus senior membela Agus Hernoto mati-matian. 

 

Rekan sekaligus atasannya di pasukan elite TNI, Benny Moerdani, berusaha membelanya mati-matian di depan pimpinan.

 

Namun apa mau dikata, akhirnya dua prajurit RPKAD (sekarang Kopassus) itu malah dimutasi.

Kisah tentang legenda Kopassus itu bernama Agus Hernoto, kawan seperjuangan Benny Moerdani.

Agus Hernoto merupakan seorang prajurit RPKAD yang kehilangan kaki saat pertempuran di pedalaman Papua, pada pertengahan 1962. Dia satu di antara komandan di lapangan.

Baca Juga: Gertakan Amerika Bak Angin Lalu, Militer China Malah Makin Menggila, Diam-diam Siapkan Armada Tempur Mengerikan Ini, 'Kami Akan Menang Perang dengan Senjata Itu'

Pasukannya terlibat kontak senjata hebat melawan Belanda.

Dalam kondisi terluka parah pada bagian punggung dan kaki kiri, Agus menjadi tawanan Belanda di Sorong, Papua.

Agus mendapat penyiksaan, namun tidak secuil informasi bocor dari mulutnya. Prajurit Kopassus ini tetap bertahan dalam kondisi fisik parah.

Tetap menyimpan informasi terkait operasi besar-besaran yang dipimpin Benny Moerdani.

Kakinya membusuk

Karena tak mendapat pengobatan memadai, kaki kirinya membusuk dan mengeluarkan belatung.

Kaki kirinya diamputasi menggunakan peralatan medis seadanya.

Kisah Agus Hernoto itu dituliskan di buku Legenda Pasukan Komando: Dari Kopassus sampai Operasi Khusus, Penerbit Buku Kompas.

Dari masa Orde Lama hingga Orde Baru, anggota Kopassus ( Komando Pasukan Khusus) ini mengabdi.

Daya juang Agus Hernoto sangat tinggi, meski kehilangan kakinya saat memimpin Operasi Benteng I pembebasan Irian Barat.

 

Agus merupakan anggota pasukan Kopassus yang berkaki satu yang istimewa

Dia dikenal begitu menjiwai motto Kopassus "berani-benar-berhasil", bahkan setelah dia tidak bergabung lagi dengan Kopassus.

Baca Juga: Sudah Diancam China Pakai Jet Tempur, Justru Taiwan Makin 'Mesra' dengan Amerika, Terkuak Tujuan Lain Mereka Ingin Hancurkan China, 'Bukan Soal Militer!'

Agus didepak dari RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) lantaran kondisi fisiknya.

Agus kehilangan satu kakinya saat memimpin Operasi Benteng I. Saat itu, kakinya tertembak tentara Belanda.

Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkan komandannya. Namun, di situasi kala itu, Agus memilih jalannya sendiri.

Dia tetap berada di medan pertempuran, hingga akhirnya tertangkap dan ditawan tentara Belanda.

Pasukan Belanda memperlakukan Agus sesuai konvesi Jeneva.

Agus dirawat hingga sembuh, tapi kakinya terpaksa diamputasi, mengingat luka tembaknya sudah membusuk.

Agus masih hidup dan Irian Barat akhirnya jatuh ke tangan Indonesia.

Kabar buruk tiba

Kabar buruk kemudian menghampiri.

Pada akhir 1964, diadakan sebuah pertemuan perwira RPKAD membahas penghapusan tentara cacat dari RPKAD. Agus termasuk di dalamnya.

Keputusan itu sempat diprotes atasan Agus, Benny Moerdani.

Alih-alih mendapat persetujuan, Benny justru dimutasi ke Kostrad karena dianggap membangkang. Sedangkan Agus tetap dikeluarkan dari RPKAD.

Baca Juga: Diklaim Bisa Obati Katarak, Viral Unggahan Untuk Teteskan Air Rebusan Daun Sirih ke Mata, Dokter: Kalau Ada yang Nyuruh Jangan Mau Ya!

Sekeluarnya dari Kopassus, Agus sempat bergabung dengan Resimen Tjakrabirawa atau Pasukan Pengawal Presiden RI Soekarno.

Dijelaskan dalam buku 'Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami' karya Bob Heryanto Hernoto, Agus kemudian ditarik Benny Moerdani untuk bergabung di unit intelijen Kostrad.

Sejak itulah, Agus melanjutkan karier militernya di dunia intelijen.

Mengutip dari Kompas.com, Agus dan Benny lalu bergabung dengan Operasi khusus (Opsus) yang dipimpin oleh Ali Moertopo.

Keduanya bertanggung jawab langsung kepada Presiden Soeharto.

Di dalam Opsus, Agus menjadi orang kepercayaan Ali dan Benny.

Bahkan, siapa pun yang ingin bertemu dengan Ali dan Benny harus melalui Agus, sehingga muncul ungkapan "Agus itu Opsus. Opsus itu Agus".

Di dalam Opsus Agus bertugas menjadi semacam Komandan Detasemen Markas atau Dandenma) yang mengatur segala hal terkait operasi-operasi opsus.

Dia juga terlibat dalam berbagai operasi Opsus di Irian Barat dan Timor Timur.

Terima Bintang Sakti

Agus juga sempat mendapat penghargaan Bintang Sakti dari pemerintah setelah ada kesaksian akan keberaniannya saat berhadapan dengan tentara Belanda saat ditawan.

Tak banyak prajurit meraih penghargaan tertinggi di militer ini. Hanya mereka yang menunjukkan sikap luar biasa dalam tugas negara yang pantas menyandangnya. Agus satu diantaranya.

Malahan, Presiden Soeharto disebut-sebut selalu mengingat Agus.

Setiap mereka bertemu, Soeharto pasti selalu menanyakan kondisi kaki Agus.

 

(duanto)

(Artikel ini telah tayang di Tribunjambi.com dengan judul "Kopassus Berkaki Satu Dikeluarkan, Jenderal TNI Bela Mati-matian hingga Banting Baret")

Baca Juga: Jadi Presiden AS Berikutnya, Benarkah Joe Biden Akan Lakukan Lockdown di Amerika? Jawabannya Sangat Berbeda dengan Trump