Bahkan, Saldahnya mengaku bahwa peluru itu masih bersarang di pinggangnya.
Bukan karena peluru itu tidak bisa diangkap dari tubuhnya, ternyata ada alasan pilu tentang keengganannya mengangkat peluru itu.
Operasi yang disarankan untuk dijalaninya di Surabaya membuatnya ketakutan bertemu dengan keluarga Tentara Indonesia.
"Saya disarankan operasi ke Surabaya untuk angkat peluru. Tapi saya khawatir, siapa tahu dokternya anak seorang tentara Indonesia yang ayahnya bertugas di sini dan kebetulan meninggal di Timor Leste," ujar dia.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari