Find Us On Social Media :

Perang Nuklir Bisa Pecah Kapan Saja, Angkatan Darat AS Punya Senjata Khusus untuk Hadapi Rusia Bahkan China, Medan Perang Bisa Berubah dalam Sekejab, 'Lalu Musuh Kami Akan Dilema'

By Mentari DP, Sabtu, 17 Oktober 2020 | 10:40 WIB

Militer Amerika Serikat (AS).

Meskipun banyak negara menilai bahwa aktivitas tersebut mencederai upaya perdamaian dunia.

 

Brigadir Jenderal John Rafferty, direktur Tim Lintas Fungsi Long-Range Precision Fires (LRPF) Angkatan Darat AS, baru-baru ini meyakinkan publik bahwa rudal jarak menengah dengan jangkauan antara 500-1.500 kilometer (310-930 mil) akan menjadi aset serius dalam konflik masa depan dengan Rusia atau China.

"Ini akan menciptakan dilema pada musuh kita."

"Kami mampu mengubah keadaan dalam sekejap, jika kami dapat mengirimkan kemampuan seperti ini ke sana (medan perang)," ungkao Rafferty pada Army Fires Conference (29/9/2020), seperti dikutip Sputnik News.

Pada tahun 1987 silam, AS dan Uni Soviet menandatangani perjanjian terkait INF setelah AS menempatkan rudal balistik jenis Pershing II di Eropa.

Dikutip dari Sputnik News, rudal jenis tersebut mampu mencapai jarak 1.000 mil, atau sama dengan jarak dari Jerman Barat ke Moskow, hanya dalam waktu 6-8 menit.

Rudal ini dinilai dapat meningkatkan risiko pecahnya perang nuklir di kemudian hari.

Melalui perjanjian tersebut, kedua negara dilarang untuk membangun atau menggunakan rudal darat yang dipersenjatai dengan hulu ledak konvensional atau pun nuklir dengan jarak antara 500-1.500 kilometer.

Dalam beberapa tahun terakhir, AS kembali fokus pada pengembangan rudal LRPF.

Baca Juga: Covid Hari Ini 17 Oktober 2020: Sudah 10 Bulan Tapi Kasus Baru Malah Melonjak Tajam, Indonesia Tembus 350.000 Kasus, Sementara di AS Jadi 8 Juta Kasus