Find Us On Social Media :

Musuh China Bertambah Satu, Perdana Menteri Kanada Kritik Keras Sikap Negeri Panda yang Begitu Meresahkan Ini, 'Kami Bersumpah Akan Terus Membela Mereka yang Tertindas'

By Mentari DP, Sabtu, 17 Oktober 2020 | 10:10 WIB

Ilustrasi militer China.

Intisari-Online.com - Tahun 2020 sepertinya sangat bergejolak untuk pemerintah China.

Pertama karena virus corona (Covid-19) yang membuat China dikritik seluruh dunia.

Apalagi sudah 10 bulan berjalan, beberapa negara masih kesulitan menghentikan penyebaran virus corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China.

Kedua, soal klaim pemerintah China atas Laut China Selatan. Di mana beberapa negara yang tinggal berdekatan dengan perairan itu marah besar.

Baca Juga: Walau Bekas, Begini Kecanggihan Jet Tempur Eurofighter Typhoon yang Diincar Menhan Prabowo Subianto, Bisa Terbang Selama 6 Bulan Tanpa Berhenti

Selama berbulan-bulan, wilayah itu bak 'tempat perang'.

Akibat dua insiden itu, China mendapat banyak musuh. Dan sepertinya musuh China bertambah satu.

Siapakah itu?

Dilansir dari kontan.co.id pada Sabtu (17/10/2020), Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau bersumpah, Kanada akan terus membela hak asasi manusia atau HAM di China.

Baca Juga: Covid Hari Ini 17 Oktober 2020: Sudah 10 Bulan Tapi Kasus Baru Malah Melonjak Tajam, Indonesia Tembus 350.000 Kasus, Sementara di AS Jadi 8 Juta Kasus

Ini terjadi setelah seorang diplomat top China memperingatkan Ottawa agar tidak menerima aktivis pro-demokrasi Hong Kong.

Duta Besar China untuk Kanada Cong Peiwu pada Kamis (15/10/2020) memperingatkan Kanada agar tidak memberikan suaka kepada aktivis Hong Kong.

Sebab, menurutnya, bisa berdampak pada "kesehatan dan keamanan" bagi 300.000 warga Kanada yang tinggal di Hong Kong, wilayah yang secara teoritis otonom China.

 

Harian Kanada, The Globe and Mail melaporkan, Ottawa baru-baru ini memberikan suaka kepada pasangan Hong Kong, yang tidak dikonfirmasi atau disangkal oleh Pemerintah Kanada.

"Kami akan berdiri dengan tegas dan jelas untuk hak asasi manusia di seluruh dunia."

"Apakah itu berbicara tentang situasi yang dihadapi oleh Uighur."

"Apakah itu berbicara tentang situasi yang sangat memprihatinkan di Hong Kong."

"Apakah itu menyerukan China untuk diplomasi koersifnya," kata Trudeau, Jumat (16/10), saat ditanya tentang komentar Duta Besar China, seperti dikutip Channel News Asia.

Namun dia menambahkan: "Kami tidak ingin meningkatkan (ketegangan dengan China)".

Sebagai tanda peningkatan ketegangan antara kedua negara, Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne sebelumnya mengecam pernyataan Duta Besar China sebagai "sama sekali tidak dapat diterima dan mengganggu".

Baca Juga: Cocok untuk Perang di Masa Depan, Prabowo Subianto Incar Jet Tempur F-35 saat Bertemu Menham AS, 'Gesit, Serbaguna, dan Miliki Kemampuan yang Tak Tertandingi'

Sementara pemimpin oposisi konservatif Kanada Erin O'Toole meminta Duta Besar China untuk sepenuhnya mencabut ucapannya dan mengeluarkan permintaan maaf kepada publik.

"Jika Duta Besar (China) tidak melakukannya secepatnya, kami berharap pemerintah (Kanada) mencabut surat kepercayaannya," ujar O'Toole.

Hubungan antara Beijing dan Ottawa telah membeku sejak Desember 2018 ketika Kanada, yang bertindak atas surat perintah Amerika Serikat (AS), menangkap chief financial officer (CFO) Huawei, raksasa telekomunikasi China.

Washington menuduh CFO Huawei melanggar sanksi AS terhadap Iran dan mendorong ekstradisinya.

Tak lama setelah penangkapan CFO Huawei itu, China memenjarakan mantan diplomat Kanada Michael Kovrig dan seorang pengusaha Kanada Michael Spavor atas tuduhan mata-mata, tindakan yang secara luas terlihat di negara Barat sebagai tindakan pembalasan oleh Beijing.

(S.S. Kurniawan)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "China-Kanada memanas, Trudeau: Kami berdiri dengan tegas dan jelas untuk HAM di China")

Baca Juga: Semua Misi Nyaris 100% Sukses, Inilah Koopssus TNI, Pasukan Elite Indonesia yang Jago di Darat, Laut, dan Udara, 'Hanya Bisa Diperintah oleh Presiden Jokowi'