Find Us On Social Media :

Susi Pudjiastuti Tak Kuasa Tahan Kesedihan Saat Ada Mahasiswa UGM Dipukul Bertubi-tubi Saat Demo Omnibus Law, Hanya Berikan Komen Seperti Ini

By Mentari DP, Rabu, 14 Oktober 2020 | 09:15 WIB

Susi Pudjiastuti merupakan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Intisari-Online.com - Siapa yang tidak mengenal Susi Pudjiastuti?

Susi Pudjiastuti merupakan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Walau sudah tak lagi menjabat sebagai menteri, Susi meninggalkan kesan cukup mendalam bagi masyarakat saat masih menjabat.

Bahkan kini meski sudah tak menjabat, sorot kameran masih sering tertuju pada sosok wanita tangguh ini.

Baca Juga: Jumlah Kekayaannya Lebih dari 50 Kali Kekayaan Ratu Elizabeth, 2 Negara Tetangga Indonesia Ini Masuk 5 Negara Terkaya di Dunia, Indonesia Kira-kira Nomor Berapa?

Susi Pudjiastuti memang disebut-sebut sebagai salah satu menteri di Kabinet Kerja yang cukup sukses.

Meski kesuksesan baik dalam bentuk kinerja maupun sosok publik figur tak membuat Susi kembali dipilih untuk menjadi menteri.

Namun baru-baru ini nama Susi kembali mencuat dimedia sosial saat aksi demo mahasiswa hampir serentak terjadi di berbagai kota.

Demo menentang pengesahan UU Cipta Kerja Omnibus Law oleh mahasiswa memang sempat jadi buah bibir sampai ke mancanegara.

Baca Juga: Covid Hari Ini 14 Oktober 2020: Kabar Baik, 3 Vaksin Virus Corona Siap Digunakan Warga Indonesia pada November 2020, Ini Daftar Orang-orang yang Akan Menerimanya dan Segini Harganya

Namun kesan menyedihkan baru saja dilontarkan oleh Susi Pudjiastuti.

Hal tersebut terkait insiden pemukulan yang dialami oleh seorang mahasiswa saat demo berlangsung.

Bahkan kesedihan Susi diluapkannya di media sosial mengenai kabar mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) menjadi korban pemukulan.

Mahasiswa UGM yang dimaksud berinisial ARN (20).

Dia salah satu peserta ujuk rasa menolak UU Omnibus Law yang ditangkap polisi dan kemudian dipaksa untuk mengaku sebagai provokator.

Tangis Susi tersebut dituangkannya melalui akun twitternya saat menanggapi berita mengenai salah seorang mahasiswa UGM yang dianiaya dan dipaksa untuk mengaku sebagai provokator.

Bahkan penganiayaan yang diterimanya tersebut membuat gagang kacamata yang ia kenakan sampai patah.

Susi Pudjiastuti tak banyak komentar kecuali memasang emoticon tanda menangis sebanyak 9 buah.

Emoticon menangis itu di-cuitkan di akun twitternya pukul 06:38 WIB, Senin (12/10/2020) pagi ini dan langsung mendapat respon sejumlah netizen.

Seperti yang dilansir dari Kompas.com, seorang mahasiswa berinisial ARN (20) mengaku dirinya jadi korban pemukulan oleh aparat.

Ia pun juga dipaksa untuk mengakui sebagai provokator dalam aksi demo yang berakhir ricuh tersebut.

Peristiwa tersebut diduga terjadi dalam demo menolak omnibus law Undang-undang Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020).

Baca Juga: Militernya Sangat Kuat dan Punya Hak yang Diakui Dunia, Indonesia Diklaim Bisa Jadi Pemimpin Negara-negara Asia Tenggara untuk Lawan China

Kini ARN harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Yogyakarta atas apa yang ia alami.

Selain keluhan sesak napas, juga terdapat luka lebam yang berada di wajahnya.

Melansir dari Kompas.com, saat itu ARN sedang mengendarai sepeda motornya untuk menyusul kawannya dari bundara UGM.

Setibanya di lokasi demo, keadaan mulai tak kondusif hingga demo tersebut berujung ricuh.

“Empat personel diganggu massa, saya yakin anak SMA atau SMK."

"Satu personel terprovokasi, kebetulan posisi saya pas di belakang personel itu."

"Mulai bentrok dan ricuh, saya ikut mundur bersama polisi, saya masuk ke aula DPRD,” kata ARN.

ARN sempat berlindung namun tiba-tiba dirinya didatangi oleh seorang petugas dan diinterogasi.

"Mereka anggap chat saya dengan mahasiswi ini untuk provokasi demo Gedung DPRD jadi ricuh,” kata ARN.

Saat itulah ARN mengaku mengalami tindak kekerasan.

"Kepala dan muka saya beberapa kali dipukul sampai gagang kacamata saya patah," tutur ARN.

Baca Juga: Seperti Superman, Ini 3 Pasukan Khusus TNI yang Punya Kemampuan Tempur di Atas Rata-rata, Tak Kalah dengan Militer Negara Lain!

 

Namun apa yang diungkapkan oleh ARN itu dibantah oleh pihak kepolisian.

"Tidak ada. Yang sudah di Polresta tidak ada pemukulan, mereka kan di lapangan," kata Kapolresta Yogyakarta Kombes Purwadi Wahyu Anggoro.

"Enggak ada, kita sesuai bukti pendukung."

"Yang tidak sesuai dengan fakta hukum ya kita lepaskan. Sudah bukan zamannya paksa-paksa orang mengaku," ucap dia.

ARN kini dikenai wajib lapor usai diizinkan pulang pada Sabtu malam.

"Wajib lapor. Tapi lihat kondisi kesehatan yang bersangkutan," ujar dia.

 

(Andreas Chris Febrianto Nugroho)

(Artikel ini sudah tayang di Sosok.ID dengan judul "Tangis Susi Pudjiastuti Pecah Saat Demo Omnibus Law, Mantan Menteri Tak Kuasa Tahan Kesedihan Mahasiswa UGM Kena Bogem Sampai Gagang Kaca Mata Patah")

Baca Juga: Seorang Diri dan Tanpa Senjata, Personel Kopaska TNI AL Ini Berhasil Menyusup ke Kapal Perang Malaysia Lalu Mengusirnya dari Perairan Milik Indonesia