Find Us On Social Media :

Jadi Satu-satunya Negara Demokratis di Asia Tengah, Negara Ini Alami Kekacauan Politik Karena Campur Tangan Pemilu, Pakar: Hanya Amerika yang Bisa Selamatkan Mereka!

By Maymunah Nasution, Minggu, 11 Oktober 2020 | 15:42 WIB

Kerusuhan di Kyrgyzstan setelah hasil pemilu dianggap rakyat kurang memuaskan

Perkelahian pecah di antara kelompok-kelompok yang mendukung politisi saingan yang berlomba-lomba menjadi perdana menteri baru negara itu.

Lebih dari 1.200 orang terluka dan satu orang tewas dalam bentrokan jalanan sejak protes meletus. 

Polisi dilaporkan menggunakan meriam air, granat kejut, dan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.

Sekarang, jam malam dan pembatasan militer yang ketat telah diberlakukan, termasuk kontrol terhadap siapa yang boleh keluar-masuk ibu kota.

Baca Juga: Polisi Tembakkan Gas Air Mata ke Mahasiswa yang Demo Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja: Waspada, Ini yang Terjadi pada Tubuh Jika Kita Terkena Gas Air Mata

Kyrgyzstan selama ini memiliki reputasi menyelenggarakan pemilu semi-bebas dan adil dibandingkan negara tetangganya, tapi pemberontakan pada tahun 2005 dan 2010 menyapu presiden sebelumnya dari kekuasaan.

Seminggu terakhir ada tuduhan campur tangan pemilu, sebabkan rakyat turun ke jalanan.

Presiden Sooronbai Jeenbekov mengumumkan bahwa dia siap untuk mengundurkan diri setelah pemerintahan sementara dibentuk. 

Ketidakpuasan pemilih terakhir menyebabkan pengambilalihan gedung kantor utama Presiden dan pengunduran diri Kabinet menyebabkan kekosongan kepemimpinan yang berlomba - lomba diisi oleh partai politik dan faksi saingan .

Baca Juga: Ungguli Donald Trump di Poling Sementara, Biden Buat Inggris Khawatir Jika Ia Sampai Menangkan Pemilu AS, 'Kemerdekaan' Inggris Ternyata Jadi Taruhannya