Para peneliti berspekulasi, data ini dapat membantu menjelaskan mengapa individu keturunan Bangladesh yang tinggal di Inggris dua kali lebih mungkin meninggal akibat Covid-19 daripada populasi umum.
Di Asia Timur dan Afrika varian gen hampir tidak ada.
Sementara itu, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa sekitar dua persen DNA pada orang non-Afrika di seluruh dunia berasal dari Neanderthal, penelitian sebelumnya telah menunjukkan.
Sisa-sisa Denisovan juga tersebar luas tetapi lebih sporadis, terdiri dari kurang dari satu persen DNA di antara orang Asia dan Pribumi Amerika, dan sekitar lima persen orang Aborigin Australia dan orang Papua Niugini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "DNA dari Neanderthal Bikin Covid-19 Lebih Parah, Kok Bisa?", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/04/180100023/dna-dari-neanderthal-bikin-covid-19-lebih-parah-kok-bisa-?page=all#page3.