Selain itu, Uni Emirat Arab dan Israel juga bekerja sama pada bulan April, yaitu ketika mengatur beberapa lusin orang Israel untuk bergabung dengan 74 orang Emirat yang terdampar di Maroko dalam penerbangan repatriasi.
Tetapi penerbangan itu diblokir oleh otoritas Maroko, yang marah karena pemerintah Emirat dan Israel telah mengatur perjalanan tanpa berkonsultasi dengan mereka, menurut Radio Tentara Israel.
Pada bulan Mei pula, Qatar Airways mengadakan pemberian tiket untuk petugas kesehatan, sebagai ucapan terima kasih atas pekerjaan mereka selama pandemi, dan mengatakan bahwa orang Israel memenuhi syarat untuk melamar.
"Tidak ada perbedaan, tidak ada penghalang dalam bidang medis," kata Akbar Al Baker, kepala eksekutif maskapai itu, kepada CNN.
Sebaliknya, pada akhir Maret, Mossad, badan intelijen Israel, mengimpor 100.000 alat uji virus korona ke Israel dalam kesepakatan rahasia dengan negara teluk yang tidak dikenal, menurut pernyataan pemerintah Israel dan laporan media.
Disebut jika pelemahan sikap di Timur Tengah terjadi di tengah kekhawatiran tsunami COVID-19 pada musim gugur, dengan beberapa negara Teluk Arab sudah berjuang untuk membuka kembali sementara tingkat infeksi tetap tinggi.
Baca Juga: Panen Nutrisi dan Rezeki dari Buah dan Sayur 'Jelek', Kurangi Food Loss
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari