Mengenakan bekas luka bertahan hidup
Terisolasi dari seluruh dunia, kehidupan di pegunungan itu sulit, dengan pertempuran yang berlangsung setiap hari dengan pasukan pendudukan Indonesia.
Sementara tentara Indonesia dipersenjatai dengan sangat baik dan memiliki tenaga yang lebih baik, "secara taktis mereka harus banyak belajar. Masalah utama yang mereka hadapi adalah mereka tidak mengenal tanah [di pegunungan] dengan baik."
Dalam satu pertempuran, Berliku ditembak lima kali. Dia juga terluka di kaki saat serangan bom.
Dia memakai bekas lukanya tanpa kesombongan, mengatakan bahwa, di atas pegunungan, kita perlu "bertahan hidup".
"Hidup atau mati, kemerdekaan [adalah] satu-satunya jawaban. Tidak ada pilihan lain."
Pada tahun 1983, pemimpin perlawanan Xanana Gusmao, yang kemudian menjadi presiden pertama Timor Timur merdeka, menyadari bahwa tidak mungkin mengalahkan Indonesia hanya dengan kekerasan.
Jadi Gusmao, yang telah kembali ke kursi lamanya sebagai perdana menteri, menggunakan musik untuk tujuan mereka.