Penulis
Intisari-Online.com - Bati kembar asal Wonogiri viral di media sosial.
Hal ini karena kedua bocah perempuan itu albino.
Dilansir darijateng.tribunnews.com pada hari Sabtu (5/9/2020), dua anak perempuan kembar albino itu bernamaNadya Nur Azzahra dan Nadira Nur Ainiyah.
Keduanya merupakan anak kembar pasangansuami istri Nunung Kristanto (43) dan Suratmi (36),warga Dusun Gadungan, Desa Ngambanan, Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
Nunung dan Suratmi menjelaskan bahwa kedua anak kembarnya kinimenginjak usia 3,5 tahun.
Karena tampak berbeda dari anak pada umumnya, kedua anak kembar ini lantasmenjadi perhatian warga sekitar.
Sejak pulang kampung, beberapa warga yang mampir ke rumah Nunung dan Suratmi.
Mereka ingin melihat putri kembarnya itu.
Tak sedikit pula yang mengajak swafotosaat bertemu di jalan.
Beberapa hari lalu, misalnya, ada seorang warga Klaten yang sengajamampir untuk sekedar melihat kondisi Nadya dan Nadira.
Jika ada banyak orang yang ingin bertemu Nadya dan Nadira karena mereka albino, maka hal berbeda terjadi di Malawi.
Di Malawi, orang-orang yang lahir albino, diburu, dibantai, dan diambil organnya untuk keperluan ilmu sihir.
Atas fenomena ini, Amnesty International menyalahkan polisi karena gagal mencegah kekerasan yang mematikan itu.
Albino adalah sebutan untuk orang orang yang mengalami suatu kondisiherediteryang menyebabkan tidak adanya pigmentasi di kulit.
Ciri yang mencolok mata ialah ditandai dengan kebulaian, seperti warna kulit dan rambut putih, serta mata mereka kemerah-merahan.
Orang-orang dengan ciri-ciri seperti itu telah menjadi sasaran kekerasan di Malawi, yang oleh AI disebut sebagai “gelombang serangan brutal yang belum pernah terjadi sebelumnya”.
Pembunuhan albino ini didorong oleh kepercayaan dan praktik-praktik ritual masyarakat setempat.
Kejadian ini mestinya tidak berulang jika polisi mampu mencegahnya.
Menurut pemantauan AI, setidaknya 18 orang dengan albinisme telah tewas akibat pembunuhan di Malawi sejak November 2014.
Kelompok pegiat hak asasi manusia yang berbasis di London, Inggris, ini, menga
takan, lima albino masih hilang setelah diculik pekan lalu.
Jumlah albino yang tewas mungkin lebih tinggi dari data yang ada.
Sebab, banyak kasus yang tidak dilaporkan karena sifat rahasia menurut praktik ritual di daerah pedesaan.
Laporan AI berjudul “Kami bukan binatang buruan atau dijual” menampilkan gambar-gambar mengerikan tentang pembunuhan albino.
Bagian tubuh korban, termasuk anak-anak, secara rutin diambil untuk digunakan dalam ilmu sihir.
“Pihak berwenang Malawi telah gagal dengan membiarkan kelompok populasi ini menjadi korban yang diburu para penjahat,” kata Deprose Muchena, Direktur AI untuk Afrika Selatan.
Laporan AI itu mengatakan bahwa bagian tubuh albino digunakan sebagai “ramuan ajaib menurut keyakinan yang dapat membawa kekayaan dan keberuntungan.”
Sementara itu, kepolisian Malawi mengatakan mereka telah mencatat setidaknya 69 kejahatan terhadap albino sejak November 2014.
Sekitar 39 kasus lagi adalah pembongkarn kubur albino.
AI mendokumentasikan beberapa kasus, termasuk tentang seorang anak berusia 17 tahun, yang diculik dan diperdagangkan ke Mozambik pada April.
Anak remaja itu kemudian dibunuh di Mozambik.
Kedua lengan dan kakinya dipotong dan tulangnya diambil.
Sebagai informasi, populasi albino di Malawi setidaknya berkisar antara 7.000-10 ribu jiwa. AI meminta polisi untuk memperketat pengawasan.
Tak hanya di Malawi, pembantaian albino juga lazim terjadi di Tanzania dan Mozambik.
(tribunjateng/agus iswadi/moh. habib)
(Artikel ini telah tayang diTribunjateng.comdengan judul "Viral Bocah Albino di Wonogiri Putri Kembar Kelahiran Rangkasbitung Banten Sering Diajak Selfie")