Penulis
Intisari-online.com - Sejauh ini China memang tidak memiliki hubungan baik dengan Jepang, pasalnya kedua negara ini berada pada sisi berseberangan.
Jepang lebih condong dekat dengan Amerika, sementara China diketahui adalah musuh bebuyutan Amerika.
Sementara itu, China dan Jepang juga tengah telibat sengketa memperebutkan pulau Senkaku/Diaoyu yang terletak di Laut China Timur.
Namun, tampaknya kini China tengah memiliki rencana emas untuk mempertahankan hubungan dengan Jepang demi muluskan sebuah rencana.
Melansir 24h.com.vn, pada Sabtu (29/8/20), mundurnya Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dengan alasan kesehatan akan menjadi angin segar bagi China.
Dikatakan bahwa, China sangat tertarik untuk menyaksikan siapa yang akan menjadi pengganti Shinzo Abe.
Pasalnya,diketahui saat ini Beijing tengah dalam upaya meningkatkan hubungan dengan negara tetangganya tersebut.
Kantor berita Jepang, Kyodo yang mengutip dari sumber pemerintah Jepang, juga mengungkapkan hasrat besar Beijing pada Jepang di tengah transisi pemerintahan ini.
Beijing berharap mantan Menteri Pertahanan Jepang, Shigeru Ishiba, atau Shinjiro Koizumi atau anggota parlemen lainnya dari Partai Demokrat Liberal (LDP), yang menggantikan Abe.
Alasan Jepang menginginkan mereka adalah, Ishiba dinilai tidak terlalu dekat dengan Amerika.
Dengan demikian, Beijing bisa mengejar strategi diplomasi yang seimbang agar tidak merusak hubungan Tokyo dengan Beijing, kata seorang diplomat kepada Kyodo.
Tahun 2018, Jepang dan China menandatangani 40 tahun implementasi traktat Perdamaian dan Persahabatan, kekuatan pendorong bagi kedua belah pihak.
Abe menjadi perdana menteri Jepang pertama dalam hampir 7 tahun yang mengunjungi China pada Oktober tahun itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, baik Jepang dan China mencoba memulihkan ekonomi mereka dari dampak Covid-19.
Namun, Amerika meningkatkan langkah-langkah yang dialamatkan ke China, terutama dalam hal perdagangan, dan kelautan.
Juga masalah Timur, Hong Kong dan Xinjiang serta garis depan teknologi.
Sebagai sekutu Amerika, Jepang juga prihatin dengan Hong Kong, tetapi Abe tidak terang-terangan mengungkapkannya karena khawatir berimbas pada hubungannya dengan Xi Jinping.
Kyodo mengutip diplomat lain yang mengatakan bahwa pengunduran diri Abe akan membuat prospek kunjungan Xi ke Jepang semakin tijak jelas.
Kunjungan tersebut semestinya dilakukan beberapa bulan lalu namun ditunda karena situasi Covid-19.
Para pengamat mengatakan bahwa salah satu warisan paling menonjol dari Abe yang berkuasa dari tahun 2012 hingga sekarang adalah upayanya untuk menafsirkan kembali Pasal 9 Konstitusi Perdamaian.
Yaitu membuka jalan bagi Jepang untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, dan pertahanan kolektif dengan sekutu.
Langkah ini dan langkah-langkah lain untuk meningkatkan keamanan nasional membantu memperkuat aliansi Jepang dengan AS.
Abe telah memainkan peran aktif dalam menjalin kemitraan Indo-Pasifik dari India hingga Australia, dari Asia Tenggara hingga Eropa, terutama untuk melawan kekuatan dan ancaman dari Tiongkok.
Jepang terus menjadi sumber investasi yang lebih besar daripada Cina di bidang infrastruktur di Asia Tenggara.
Tuan Abe telah berusaha dan mencapai beberapa keberhasilan dengan mencegah China menggunakan bantuannya untuk menggunakan pengaruh diplomatik.