Kelompok pencak silat merupakan institusi sosial yang penting di kalangan anak muda, terutama pemuda, di Timor Timur.
Mereka menyediakan persahabatan, rekreasi, dan jalan keluar untuk identitas maskulin.
Sejalan dengan itu, beberapa pengamat berbicara tentang KHUNTO sebagai partai dari para pemuda yang kehilangan haknya — terutama para pemuda pengangguran di Dili dan kota-kota lain.
Faktanya, jajak pendapat dan hasil pemungutan suara menunjukkan bahwa cerita ini hanya sebagian yang benar: meskipun memang benar bahwa KHUNTO didukung secara tidak proporsional oleh pemilih muda, sebagian besar suaranya datang dari daerah pedesaan.
Selain itu, sebagian besar daya tariknya dapat dikaitkan dengan praktik budaya yang dipinjam langsung dari budaya kuasi-mistik organisasi seni bela diri.
Juga masyarakat pedesaan Timor: Pendukung KHUNTO mengambil juramento (sumpah darah) menekankan kesetiaan mereka pada pesta dan mengundang kemalangan jika mereka mengkhianatinya.
Sumpah ini, dari sudut pandang pimpinan partai, merupakan upaya untuk mengunci suara mereka dan mencegah perburuan oleh pihak lain.
Dari sudut pandang pendukung, mereka menandakan bahwa KHUNTO lebih dari sekadar kendaraan politik.