Intisari-Online.com - Jalur Gaza merupakan sebuah kawasan yang terletak di pantai timur Laut Tengah dan merupakan bagian dari Negara Palestina.
Kawasan ini berbatasan dengan Mesir di sebelah barat daya dan Israel di sebelah timur.
Memiliki luas wilayah mencapai 365 kilometer persegi, populasi di Jalur Gaza mencapai lebih dari 2 juta jiwa dan sebagian besar merupakan pengungsi Palestina dari Perang Arab-Israel tahun 1948.
Pada tahun 1967, Israel merebut dan menduduki Jalur Gaza setelah Perang Enam Hari.
Sejak saat itu hingga hari ini, Jalur Gaza menjadi arena pertempuran bagi tentara Israel dan Palestina.
Jangan heran jika tentara-tentara Israel yang super kuat menyerang warga Palestina yang tinggal di sana.
Seperti yang terjadi baru-baru ini.
Dilansir dari aljazeera.com pada Sabtu (22/8/2020), Hamas, kelompok Palestina yang melawan Israel, mengatakan pesawat tempur dan drone Israel menyerang beberapa pos dan fasilitas milik sayap bersenjata milik mereka.
Pesawat-pesawat tempur Israel membom Jalur Gaza selama delapan malam berturut-turut.
Ini terjadi setelah tentara Israel menuduh warga Palestina telah menembakkan roket ke Israel selatan.
Sumber keamanan Hamas mengatakan pesawat tempur dan drone Israel menyerang beberapa fasilitas milik Brigade Qassam, tempat penyimpanan senjata kelompok ini.
Akibat serangan udara tersebut, ada kerusakan parah pada pos keamanan dan melukai beberapa orang.
Tapi beruntungnya, tidak ada kasus kematian yang dilaporkan.
Tak lama, militer Israel merilis pernyataan.
Di mana militer Israel mengatakan memang ada jet tempur dan pesawat lainnya yang menyerang sasaran militer Hamas di Jalur Gaza.
Tapi apa yang militer Israel lakukan adalah balas dendam.
Sebab, sebuat roket, layang-layang peledak, dan balon api ditembakkan dan diluncurkan dari Jalur Gaza ke wilayah Israel.
Oeh karenanya militer Israel tidak tinggal diam dan melakukan pembalasan.
Serangan selama 8 hari berturut-turut
Presiden Israel Reuven Rivlin mengeluarkan peringatan kepada Hamas.
Ini karena mereka mengalami 40 kebakaran yang disebabkan oleh balon pembakar dari Palestina tersebut.
"Walau hanya menggunakan layang-layang dan balon api, tapi itu termasuk terorisme," ucap Rivlin.
"Hamas harus tahu bahwa ini bukan permainan."
"Jika mereka menginginkan perang, maka kami akan berperang," tegasnya.
Israel dan Hamas telah berperang tiga kali sejak tahun 2008.
Sudah banyak korban yang berjatuhan hingga adanya banyak pertemuan antara srael dan Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat.
Walau begitu, tidak ada keputusan akhir yang bisa dicapai.
Tak heran sejak 2007, Jalur Gaza telah dilumpuhkan dan di blokade oleh Israel.
Akibatnya, lebih dari 2 juta warga di sana kekurangan pasokan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.