Saat itu, ibu kota Republik Indonesia sedang dipindahkan ke Yogyakarta.
Mutahar mempunyai ide, alangkah bagusnya kalau pasukan pengibar bendera ini berasal dari pemuda-pemudi se-Indonesia.
Tujuannya untuk menumbuhkan rasa persatuan bangsa.
Sayangnya, keinginannya itu sulit terlaksana, akhirnya Mutahar hanya dapat menunjuk 5 orang, yakni dua orang putra dan 3 orang putri.
Lima orang itu dikenal dengan sebutan “Pasukan Pengerek Bendera Pusaka”.
Kenapa hanya dipilih 5 orang? Karena lima itu menggambarkan jumlah sila pada Pancasila.
Formasi pengibar bendera merah-putih bentukan Mutahar masih dipakai setiap upacara Hari Kemerdekaan RI, tahun 1947, 1948, dan 1949.
Pada 17 Agustus 1950, untuk pertama kalinya bendera merah putih berkibar di ‘tiang 17’ di Istana Medeka.
Saat itu, ibu kota Indonesia sudah pindah ke Jakarta.
Pada tahun 1950, pasukan pengibar bendera sudah tidak dipilihkan lagi oleh Mutahar, tetapi langsung diatur oleh bagian kepresidenan.
Tahun 1967, Mutahar kembali dipanggil Presiden, saat itu presidennya adalah Soeharto.