Salah seorang warga laki-laki bernama Wei mengatakan dirinya tinggal di area itu bersama 9 orang lainnya.
"Saya merasa baik-baik saja karena saya khawatir jatuh miskin," ujar Wei. Dia menceritakan kalau banyak dari temannya tinggal di apartemen di atas tanah namun itu terlalu membuat mereka nyaman.
"Tempat ini memaksa saya untuk bekerja lebih keras."
Menurut Annette Kim, seorang profesor di University of Southern California yang telah mempelajari kehidupan 'Suku Tikus' itu mengatakan bahwa tempat itu menjadi solusi alternatif untuk masalah yang dihadapi oleh banyak orang di kota itu.
Meskipun masa depan tempat itu masih belum pasti, beberapa penduduk setempat dilaporkan bekerja dengan desainer untuk mengubah terowongan yang kosong menjadi ruang komunitas yang lebih hidup.
Miranti Kencana Wirawan
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seperti Apa Kehidupan 'Suku Tikus' Di Bawah Tanah Kota Beijing?"