Kini Tidak Hanya AS, Australia yang Juga Kesal dengan China Tolak Klaim Negeri Tirai Bambu di Laut China Selatan, 'Kalian Tidak Punya Hak Sama Sekali'

May N

Penulis

Kini Tidak Hanya AS, Australia yang Juga Kesal dengan China Tolak Klaim Negeri Tirai Bambu di Laut China Selatan, 'Kalian Tidak Punya Hak Sama Sekali'

Intisari-online.com -Australia bergabung dengan Amerika Serikat (AS) menyatakan, klaim China di Laut China Selatan tidak mematuhi hukum internasional, deklarasi yang kemungkinan akan membuat marah Beijing.

AS bulan ini menolak klaim China atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan, yang menuai kritik dari China dengan mengatakan posisi Washington meningkatkan ketegangan di kawasan itu.

Australia, dalam sebuah deklarasi yang mereka ajukan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (24/7), menyatakan mereka juga menolak klaim maritim China di sekitar pulau-pulau yang diperebutkan di Laut Cina Selatan.

Sebab, tidak konsisten dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS 1982).

Baca Juga: Warga Garut Ini Pasang Sendiri Kabel Optik di Kampungnya, Internet Unlimited Cuma Rp 33 Ribu Sebulan

"Australia menolak klaim China untuk hak bersejarah atau hak dan kepentingan maritim sebagaimana ditetapkan dalam praktik panjang sejarah di Laut China Selatan," kata Australia dalam deklarasi yang mereka ajukan ke PBB seperti dikutip Reuters.

Australia juga mengatakan, tidak menerima pernyataan China bahwa kedaulatannya atas Kepulauan Paracel dan Kepulauan Spratly "mendapat pengakuan secara luas dari masyarakat internasional", mengutip keberatan dari Vietnam dan Filipina.

Cina mengklaim 90% perairan yang berpotensi kaya energi.

Hal itu bertentangan dengan kepentingan Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim bagian-bagiannya di Laut China Selatan.

Baca Juga: Cekcok Berkepanjangan Yunani dan Turki Setelah Hagia Sophia Jadi Masjid, Saat Sholat Jumat Pertama Justru Yunani Bunyikan Seluruh Lonceng Gereja Sebagai 'Tanda Berduka'

Perdagangan dengan nilai mencapai US$ 3 triliun melewati Laut China Selatan setiap tahun.

China telah membangun pangkalan di atas atol di wilayah tersebut tetapi mengatakan niatnya damai.

Australia telah lama mengadvokasi kebebasan navigasi di Laut China Selatan, dan untuk semua negara yang mengklaim perairan tersebut untuk menyelesaikan perbedaan mereka sesuai dengan hukum internasional.

Posisi yang lebih blak-blakan atas klaim China datang dari Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

Baca Juga: Demi Balaskan Dendam Akan Kematian Suaminya, Wanita Ini Menjual Segala Harta Bendanya untuk Beli Tank, Begini Kisahnya...

Dia mengatakan pada bulan ini, China tidak menawarkan dasar hukum yang koheren untuk ambisinya di Laut China Selatan dan selama bertahun-tahun telah melakukan intimidasi terhadap negara-negara di kawasan itu.

Dunia tidak akan membiarkan China memperlakukan Laut China Selatan sebagai kerajaan maritimnya, kata Pompeo,

Pompeo juga menambahkan, AS akan mendukung negara-negara yang percaya China telah melanggar klaim maritim mereka.

Baca Juga: Dua Hari Jadi Pengiring Pengantin, Wanita Ini Alami Hal Mengerikan Awalnya Hanya Alami Gejala Sepele Tapi Berakhir dengan Kaki Harus Diamputasi

AS telah lama menentang klaim teritorial China yang luas di Laut China Selatan, dan mengirimkan kapal perang secara teratur melalui jalur air strategis di kawasan itu untuk menunjukkan kebebasan navigasi.

Deklarasi Australia mengenai klaim China datang ketika menteri luar negeri dan menteri pertahanannya bersiap untuk melakukan perjalanan ke Washington untuk menghadiri forum bilateral pada 28 Juli nanti.

Ketegangan diplomatik antara China dan Australia baru-baru ini memburuk atas berbagai masalah, termasuk desakan Australia untuk penyelidikan internasional terhadap virus corona baru yang muncul di Kota Wuhan, China, akhir tahun lalu. (*)

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul "Ikut jejak AS, Australia tolak klaim China di Laut China Selatan"

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait