Penulis
Intisari-Online.com - Arthur Virgilio Neto, walikota Manaus - sebuah kota berpenduduk 2 juta jiwa yang terletak di jantung Amazon yang telah dilanda Covid-19 - meminta Bolsonaro untuk mundur.
"Tutup mulutmu dan tetaplah di rumah," katanya.
Mimpi presiden itu adalah menjadi seorang diktator, "tapi dia terlalu bodoh," kata Neto kepada CNN.
Neto juga bersumpah serapah dan mengatakan bahwa kabinet Bolsonaro merupakan 'mucikari dan pelacur muda.'
Sebelum dinyatakan positif Covid-19, Presiden Brasil Jair Bolsonaro dikenal kerap meremehkan penyakit akibat virus corona jenis baru ini.
Dalam beberapa kesempatan, Bolsonaro sering memandang sebelah mata ancaman pandemi Covid-19, baik dari segi kesehatan maupun dampak di negaranya.
Tercatat sejak April setidaknya presiden berjuluk Tropical Trump ini sudah 6 kali mengucapkan pernyataan yang bernada meremehkan virus corona.
1. 11 Maret: Ada flu lain yang lebih parah
Dikutip dari BBC Selasa (7/7/2020), pada 11 Maret Bolsonaro tidak menganggap serius Covid-19, karena menurutnya ada jenis flu lain yang lebih mematikan.
"Dari yang saya lihat sampai sekarang, ada beberapa jenis flu lain yang menewaskan lebih banyak orang daripada yang itu (virus corona)."
2. 18 Maret: Pandemi berakhir karena iklim tropis
Bolsonaro juga sempat memercayai bahwa iklim tropis di Brasil dapat membantu menekan penyebaran Covid-19.
"Hari ini kita ada informasi, bahwa karena kita (Brasil) punya iklim tropis, kita hampir mencapai akhir (pandemi), atau bahkan sudah melewatinya."
Presiden berusia 65 tahun ini melanjutkan, virus corona tidak menyebar cepat di suhu hangat seperti yang ada di Brasil.
Namun di kemudian hari omongannya terbukti salah.
Brasil kini menjadi negara dengan jumlah kasus corona terbanyak kedua di dunia dengan lebih dari 1,6 juta kasus.
Hanya Amerika Serikat (AS) yang jumlah kasusnya lebih banyak yakni 3 juta kasus atau hampir 2 kali lipat "Negeri Samba".
3. 20 Maret: Takkan tumbang oleh flu
Bolsonaro juga sesumbar, menyatakan dirinya takkan tumbang hanya karena flu.
Pernyataannya berkaca pada insiden penusukan yang pernah dialaminya saat melakukan kampanye pemilu pada 2018.
"Setelah pernah ditusuk, saya tak akan tumbang oleh flu," ucapnya.
4. 27 Maret: Akan ada yang mati, itulah hidup
Bolsonaro dalam sebuah wawancara televisi mengatakan beberapa orang akan mati karena virus corona, dan begitulah kehidupan.
Ia melontarkan pernyataan itu pada Jumat malam (27/3/2020).
"Maaf, beberapa orang akan mati. Mereka akan mati, itu hidup," kata presiden ke-38 Brasil tersebut, dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut Bolsonaro juga memberikan analogi, sebuah pabrik mobil tidak bisa dihentikan operasionalnya meskipun ada kecelakaan lalu lintas.
5. 10 April: Sebut Covid-19 flu ringan
Pidato maupun kehadirannya di muka publik sering bertentangan dengan anjuran pejabatnya sendiri, seperti eks Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mandetta.
Mandetta mendapat pujian karena sering memberikan pembaruan informasi mengenai wabah, detil, hingga anjuran berdasarkan rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Tetapi, Jair Bolsonaro sering tidak sepaham.
Bahkan, dia pernah mengucapkan kalimat kontroversial karena menyamakan virus corona dengan flu ringan.
6. 28 April: Korban meninggal capai 5.000, terus kenapa?
Bolsonaro kembali memicu kontroversi, terkait komentarnya saat menanggapi korban meninggal Covid-19 di Brasil yang mencapai angka 5.000.
"Terus kenapa?" ujar Bolsonaro pada Selasa (28/4/2020), ketika seorang jurnalis bertanya tentang fakta bahwa lebih dari 5.000 orang Brasil meninggal karena virus corona, melebihi kematian di China.
"Terus kenapa? Maaf. Apa yang Anda ingin saya lakukan?" ujar Bolsonaro dikutip dari AFP Sabtu (2/5/2020).
Ia juga berseloroh, meskipun nama tengahnya adalah Messias atau Messiah, "Saya tidak bisa membuat keajaiban."
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sering Remehkan Covid-19, Ini Kata-kata Presiden Brasil Sebelum Positif Corona"