Akankah Aljazair dan Prancis Masuk dalam Risiko Perang? Presiden Aljazair Bongkar Luka Lama, Minta Prancis Minta Maaf atas Kekejaman di Zaman Kolonial

Tatik Ariyani

Penulis

Intisari-Online.com - Konflik yang melibatkan beberapa negara meletus di tengah pandemi korona.

Konflik China dengan beberapa negara tetangga di Laut China Selatan, China dengan India di perbatasan, China dengan AS.

Dan bahkan,belakangan, Rusia dan Ukraina juga Mesir dan Ethiopia turut serta dalam konflik mereka sendiri.

Seolah tak cukup, kini presiden Aljazair mengorek kembali luka lama atas tindakan pada masa kolonial yang dilakukan Prancis pada penduduknya di masa lalu.

Baca Juga: 20 Tahun Miliki 'Wajah Singa' yang Sangat Menyiksa, Pria Ini Akhirnya Bikin Orang Pangling Setelah Operasi Wajah

Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune, masih menunggu permintaan maaf resmi dari Perancis terkait pendudukan kolonial mereka ratusan tahun silam.

Tebboune berharap presiden Emmanuel Macron bisa dengan terbuka menyampaikan maaf untuk membangun kembali hubungan yang lebih harmonis antar kedua negara.

Beberapa waktu terakhir ini isu-isu terkait kekejaman kolonialisme di masa lalu mendadak diungkit kembali.

Kasus tewasnya George Floyd dianggap membuka kembali kesadaran atas pentingnya penegakan HAM di seluruh dunia.

Baca Juga: Tak Heran Jika Oli Bekas Motor Selalu Dikumpulkan oleh Bengkel, Rupanya Ini Fungsi Oli Bekas, Sangat Bermanfaat!

"Saat ini kami sudah mendapatkan setengah permintaan maaf. Kami menunggu langkah selanjutnya... kami masih menunggu," ungkap Tebboune dalam sebuah wawancara di saluran berita France 24.

Ia meyakini bahwa Macron bisa membawa hubungan kedua negara ke tahap yang lebih baik lagi.

Presiden Aljazair ini juga memuji Macron sebagai sosok yang sangat jujur dan benar-benar ingin memperbaiki situasi.

Baca Juga: Padahal Malam Tidur di Tenda, Pendaki ini Tiba-tiba Hilang Misterius, Ditemukan dalam Kondisi Telanjang dan Lemas Dekat Mata Air

Pada Desember 2019, Macron mengatakan kalau kolonialisme adalah kesalahan besar.

Selama kampanye pemilihan presidennya, ia juga berulang kali menyebut kalau penjajahan Perancis atas Aljazair merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Masa kolonialisme Perancis di Aljazair berlangsung selama 132 tahun.

Pendudukan Perancis baru berhenti setelah melalui perang sadis yang berlangsung selama 8 tahun. Sejak saat itu hubungan kedua negara seolah memiliki penghalang.

Jumat (3/7) kemarin, Aljazair menerima 24 tengkorang pejuang perlawanan yang dipenggal selama periode kolonial.

Baca Juga: Merasa Populer, Hebat dan Lupa Diri? Bisa Jadi Anda Terkena Star Syndrome, Ini Cirinya

Langkah ini dinilai sebagai upaya pencairan hubungan kedua negara.

Tengkorak-tengkorak tersebut akan diletakkan di sesi khusus syahid yang ada di pemakaman El Alia.

Peletekkan tengkorak tersebut juga jadi bagian dalam peringatan 58 tahun kemerdekaan Aljazair.

Permintaan maaf lanjutan dari Perancis ini diharapkan bisa segera datang guna meredakan tensi tinggi antara kedua negara.

Hubungan baik di masa mendatang juga diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi lebih dari 6 juta warga Aljazair yang tinggal di Perancis.

Baca Juga: Kisah Seorang Nenek yang Hamil Selama 60 Tahun, Begitu Melahirkan Kondisi Bayinya Sungguh Mengenaskan, Begini Penampakan Bayinya

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Aljazair ingin Prancis minta maaf atas kekejaman di zaman kolonial"

Artikel Terkait