Tarik 9.500 Pasukannya di Jerman dan Berencana Mengirimnya ke Indo-Pasifik, Amerika Tak Main-main Pertahankan Dominasi Mutlak Asia Pasifik dari China

Afif Khoirul M

Penulis

Presiden Donald Trump mengumumkan, dia akan menarik hampir 10.000 pasukannya di Jerman berdasarkan penasihat nasional Robert O'Brien.

Intisari-online.com - Ketegangan antara China dan Amerika di Laut China Selatan tampaknya semakin memanas.

Beberapa kabar terbaru menyebutkan, ketegangan China dan Amerika berada di puncak tertinggi setelah China menolak untuk mengendurkan otot militernya di Laut China Selatan.

Sementara itu, China justru balik mengkritik Amerika karena kehadirannya di Laut China Selatan.

Hal itu membuat kedua negara memiliki hubungan semakin memanas.

Baca Juga: Relakan Keperawannya Sejak Usia 13 Tahun Hingga Terjun Sebagai Pemain Film Dewasa, Tak Disangka Segini Bayaran Miyabi Saat Masih Membintangi Film Dewasa

Menurut 24h.co.vn, Amerika sendiri tampaknya berencana menambah kekuatan militernya di kawasan Indo-Pasifik.

Presiden Donald Trump mengumumkan, dia akan menarik hampir 10.000 pasukannya di Jerman berdasarkan penasihat nasional Robert O'Brien.

Pada 15 Juni, Trump mengumumkan dia akan menarik pasukannya sampai Jerman menyumbang anggaran pertahanan yang sepadan dengan sekutu NATO-nya.

Negara dalam aliansi NATO perlu menghabiskan setidaknya 2% dari PBD mereka untuk pertahanan, tetapi Jerman hanya menghabiskan 1,4 %.

Baca Juga: Krisdayanti Mengaku Menyesal Menikah Muda Saat Dengan Anang Hermansyah, Ternyata Risiko Kesehatan Menikah Muda Sangat Banyak

Langkah Trump meninggalkan Jerman dengan sekitar 25.000 tentara ditempatkan di Jerman.

Kemudian menarik 9.500 pasukannya belum jelas ke mana tujuannya.

Namun, pada 22 Juni penasihat keamanan nasional Robert O'Brien mendukung langkah penarikan pasukan itu dari Jerman.

Karena menurutnya tidak tepat mempertahankan pasukannya di Jerman dalam gaya perang dingin.

Sementara itu O'Brien menyarankan untuk membawa pasukan yang ditarik itu ke pangkalan AS di Asia Pasifik, yang kini sedang memanas.

"Ribuan tentara harus dikerahkan ke wilayah Indo-Pasifik, di mana militer Amerika memiliki pangakalan di Guam, Hawaii, Alaska dan Jepang, serta bisa memasuki Australia," katanya.

Baca Juga: Cium Bau Menyengat dari Sebuah Paket, Gedung Kantor Pos Didatangi 6 Ambulans, 2 Tim SAR, hingga 5 Mobil Polisi, Pas Dibuka Ternyata Isinya Buah yang Disukai Warga Indonesia Ini

Menurut O'Brien, Amerika kini menghadapi tantangan dengan China sebagai pesaing terbesarnya.

"Ini adalah persaingan militer, ekonomi, teknologi, kecerdasan buatan, dan perjalanan ruang angkasa," katanya.

Merka menganggap tak main-main untuk mengancam kekuatan China yang kini kian merajalela.

Namun, opsi lain bagi pasukan militer Amerika adalah mereka bisa saja ke negara Eropa lainnya, bahkan mungkin bisa lebih dekat dengan Rusia.

Menurut Media Polandia, AS telah mengirim 2.000 pasukannnya ke negara itu, bersama pembom dan pesawat angkut.

Sementara itu, para elit Amerika juga mendesak pasukannya untuk dikirim ke Rumania.

Baca Juga: Tragisnya Kisah Junko Furuta, Gadis Paling Cantik yang Disiksa dan Diperkosa Secara Brutal Karena Menolak Cinta Antek Yakuza

Mengingat negara itu adalah pusat kampanye Rusia dalam melawan Eropa Timur.

Sementara itu, Amerika masih mempertahankan 375.000 pasukannya di kawasan Asia-Pasifik.

Pasukan militer di wilayah itu termasuk 60% dari kapal angkatan laut, 55% dari tentara dan 2/3 dari marinir.

85.000 Pasukannya dikerahkan ke garis depan dengan senjata dan teknologi tinggi, Amerika berencana mempertahankan dominasi mutlak atas keamanan Asia-Pasifik selama bertahun-tahun.

Hal ini dilakukan sebagai tanggapan atas tindakan semena-mena militer China, menurut laporan tersebut.

Artikel Terkait