Penulis
Intisari-Online.com - Pada September 2018, Presiden Korea Selatan Monn Jae In dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani perjanjian perdamaian.
Namun dua tahun kemudian, perjanjian perdamaian itu terancam batal.
Hal ini setelah Korea Utara meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang kosong di wilayahnya.
Meskipun tindakan Korea Utara itu tidak mengarah ke bentrokan atau pertumpahan darah, tapi tetap saja itumenimbulkan ketegangan di semenanjung.
Militer Korea Selatan menyatakan penyesalannya atas pengumuman Korea Utara.
Di mana mereka juga memperingatkan bahwa Korea Utara akan menghadapi konsekuensi yang tidak ditentukan jika melanggar kesepakatan pada 2 tahun lalu tersebut.
Mayor Jenderal Jeon Dong Jin di Kepala Staf Gabungan mengatakan kepada wartawan bahwa Korea Selatan sudah menjaga kesiapan militer.
Mereka juga akan berusaha untuk mencegah meningkatnya ketegangan militer.
Jika kedua negara bersaudara ini benar-benar membatalkan perjanjian perdamaiannya, bukan tidak mungkin perang Korea bisa pecah.
Jika benar, siapa yang akan menang?
Berikut sejumlah data kemampuan kemampuan tempur antara Korut dan Korsel berdasarkan laporan dariInstitut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) dalam laporan The Military Balance pada 2015:
1. Personel Aktif
Korut: 1,19 juta personel
Korsel: 655.000 personel
2. Tank Tempur Utama
Korut: 2.414 unit
Korsel: 3.500unit
3. Artileri
Korut: 21.100unit
Korsel: 11.000unit
4. Pesawat Tempur
Korut: 563unit
Korsel: 571unit
5. Helikopter
Korut: 302unit
Korsel: 481 unit
6. Kapal Perang Fregat/Penghancur
Korut: 3unit
Korsel: 20unit
7. Kapal Selam
Korut: 72unit
Korsel: 23unit
Dari data yang dipaparkan IISS, terlihat Korut mempunyai keunggulan dalam sektor personel tempur, maupun jumlah artileri.
(Ardi Priyatno Utomo)
(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Begini Perbandingan Militer Korsel dan Korut")