Find Us On Social Media :

Ajaib, Akibat Corona Kota yang Terkenal Dengan Seks Bebas dan Kafe Ganja Ini Sebut Ingin Bertobat, 'Tidak Ada Gunanya Bagi Kami'

By Maymunah Nasution, Kamis, 11 Juni 2020 | 06:00 WIB

Kawasan hiburan malam yang kondang dengan sebutan \'Red Light District\' di Amsterdam, Belanda.

Di antara langkah-langkah yang sudah diberitahukan ke dewan setempat termasuk membeli properti dan membatasi izin untuk memastikan bahwa kota tua itu tidak hanya dihiasi dengan toko-toko yang menjual cinderamata, ganja dan wafel yang disabuni Nutella.

Namun, Amsterdam harus memiliki perusahaan tempat penduduk dapat bekerja, rumah tempat mereka bisa dibangun toko dan outlet hidup dan grosir yang melayani mereka.

Ini adalah pertama kalinya upaya semacam itu dilakukan.

"Urgensi untuk memikirkan pusat kota di masa depan," kata Halsema dalam surat itu yang mencatat kota terlalu bergantung pada wisatawan.

Baca Juga: Selalu Menyimpan Teka-teki, Dengan Usianya yang Mencapai 2000 Tahun Lebih, 40 Mumi Ini Tua Ditemukan di Mesir, Begini Penampakannya

Tanda-tanda perubahan itu pun datang, setelah Adyen NV, salah satu perusahaan fintech paling sukses di Belanda mengatakan akan menyewa kantor seluas 17.000 kaki persegi di jantung kota.

Karyawan muda Adyen suka bekerja di kota yang semarak, sehingga mereka dapat, misalnya, mengunjungi toko buku saat istirahat atau minum bersama di teras terdekat setelah seharian bekerja," kata Chief Financial Officer Ingo Uytdehaage.

Pemerintah setempat telah secara aktif berusaha menarik perusahaan di sana, kata Angelique Schouten, seorang eksekutif di Ohpen, perusahaan fintech lain yang pindah beberapa pintu ke bawah delapan tahun lalu.

"Sudah ada eksodus perusahaan di sini dalam 15 tahun terakhir," katanya.

Baca Juga: Resep Sayur Santan Labu Siam, Mudah dan Bermanfaat Bagi Kesehatan