Menggali Tanah Untuk Membangun Rumah, Tukang Batu Ini Malah Temukan Peti Mati yang Membongkar Misteri 160 Tahun Lalu, Kondisinya Mirip dengan Wabah Covid-19

Afif Khoirul M

Penulis

Kondisi mayat wanita itu sangat terpelihara, awalnya polisi mengira itu adalah kasus pembunuhan, dan mengira wanita itu meninggal tak lama.

Intisari-online.com - Mungkin di bawah tanah tempat kita berpijak ini, banyak rahasia besar terkubur di dalamnya.

Namun, banyak dari mereka justru ditemukan dengan tidak sengaja, seperti halnya kisah berikut ini.

Melansir Eva.vn pada Jumat (5/6/2020), sebuah penemuan tak terduga terjadi pada 4 Oktober 2011 silam.

Kelompok pekerja kontruksi yang menggali lubang untuk membangun rumah di Elmhurst, di Queens, New York City, Amerika Serikat, menabrak sesuatu yang keras.

Baca Juga: India Jadi Negara dengan Kasus Virus Corona Terbanyak di Asia, Ada 9.887 Kasus Baru dalam 1 Hari dan Lebih dari 1.500 di Antaranya Adalah Anak di Bawah Usia 12 Tahun

Pada awalnya mereka mengira mereka tak sengaja menabrak pipa ketika sedang melakukan penggalian.

Namun, ketika mereka membukanya lebih dalam terkejut menemukan peti mati yang terbuat dari besi.

Bahkan lebih terkejut lagi mereka menemukan fakta mengejutkan, bahwa di dalamnya ternyata masih ada mayat.

Mayat tersebut diketahui adalah seorang wanita Afrika-Amerika, tak lama setelah penemuan itu, pekerja bangunan itu melaporkannya ke kantor polisi.

Baca Juga: Terus Tebar Ancaman Terkait dengan Pembelot yang Mereka Sebut 'Anjing Sampah' ke Korsel, Korut Janji Bakal Bikin Negara Tetangganya Itu Menderita

Kondisi mayat wanita itu sangat terpelihara, awalnya polisi mengira itu adalah kasus pembunuhan, dan mengira wanita itu meninggal tak lama.

Namun, setelah melakukan penelitian, para peneliti terkejut menyadari bahwa tubuh mayat tersebut bukanlah tubuh yang normal.

Scott Warnasch, arkeolog forensik yang menyelidiki penemuan itu, memandang peti mati besi yang ditemukan itu, dia mengatakan ini bukan dar kejahatan namun dari sejarah.

Tak disangka wanita tersebut adalah mumi yang sudah berusia 160 tahun, peti mati itu diperkirakan berasal dari tahun 1800-an.

Tetapi karena kondisi yang tertutup rapat membuat mayat itu tersimpan dengan baik, sehingga tubuhnya tetap terjaga.

"Dia tampak seperti dikuburkan selama seminggu, tetapi kenyataannya adalah 160 tahun," jelasnya.

Baca Juga: Sudah Jaga Jarak, Pakai Masker, dan Cek Suhu, Nyatanya Puluhan Siswa SD Langsung Positif Covid-19, Padahal Baru 1 Hari Masuk Sekolah Kembali

Ketika ditemukan wanita tersebut mengenakan pakaian jubah putih, kaus kaki setinggi lutut, dan rincian lainnya adalah wanita tersebut menderita cacar.

Setelah pemeriksaan medis, mematikan tidak ada virus cacar yang masih aktif di tubuhnya.

Menurut Live Science, tim yang memindai mayat itu dengan MRI dan CT menemukan bahwa wanita itu meninggal sekitar usia 25-30 tahun, dia memiliki tinggi 1,57 meter.

Selain itu terkuak pula misteri 160 tahun lalu, di mana wanita tersebut menderita penyakit cacar dan disimpulkan bahwa itu adalah kondisi yang berbahaya pada saat itu.

Sehingga wanita itu dikuburkan dengan peti mati besi.

Tahun 1800-an peti mati besi sangat populer, karena situasi politik saat itu, diketahui pula wabah cacar adalah penyakit berbahaya yang mewabah pada tahun tersebut.

Baca Juga: Geng Kriminal Ini Menyamar Sebagai Dokter Covid-19 Kenakan Pakaian Dokter Lengkap, Tak Disangka Inilah yang Mereka Lakukan

Peti mati besi digunakan untuk membatasi risiko penyebaran penyakit ini.

Berdasarkan semua informasi yang dikumpulkan, wanita tersebut adalah Martha Peterson (26) wanita asal Afrika-Amerika yang meninggal karena cacar.

Situasi itu seolah menggambarkan situasi yang terjadi 1800-an hampir mirip dengan kekacauan dunia yang disebabkan Covid-19.

Bedanya pada saat itu, orang-orang tersebut menderita penyakit cacar.

Sementara itu,tempat yang digali oleh tukang batu tersebut dulunya adalah situs pemakaman orang Afrika-Amerika.

Pasca temuan tersebut, semua detail menariknya diterbitkan dalam sebuah film dokumenter berjudul "The Woman in the Iron Coffin" yang diterbitkan oleh PBS, pada 3 Oktober 2018.

Artikel Terkait