Sekolah Dibuka Lagi dan Baru Mau New Normal, Justru Kasus Virus Corona di Dunia Meningkat Tajam, Ada Lebih dari 100.000 Kasus per Hari!

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Per Sabtu (6/6/2020), ada 6,8 juta orang yang dikonfirmasi terinfeksi virus corona (Covid-19) di seluruh dunia.

Sudah hampir 6 bulan lamanya menyerang, bukannya menurun malah kasus virus corona semakin bertambah.

Bahkan dilansir dari cnn.com, kasus virus corona baru meningkat lebih cepat daripada yang pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia.

Parahnya lonjakan itu pada tingkat lebih dari 100.000 sehari di atas rata-rata tujuh hari.

Baca Juga: India Jadi Negara dengan Kasus Virus Corona Terbanyak di Asia, Ada 9.887 Kasus Baru dalam 1 Hari dan Lebih dari 1.500 di Antaranya Anak di Bawah Usia 12 Tahun

Berdasarkan data pada bulan April, kasus-kasus baru tidak pernah mencapai 100.000 dalam satu hari.

Tetapi sejak 21 Mei, hanya ada kurang dari 100.000 pada lima hari, menurut data dari Universitas Johns Hopkins.

Namun pada 3 Juni 2020, kasus yang baru dilaporkan mencapai rekor tertinggi, yaitu 130.400 kasus.

Menurut beberapa ahli, peningkatan angka kasus mungkin dikarenakan adanya kapasitas pengujian.

Baca Juga: Sudah Jaga Jarak, Pakai Masker, dan Cek Suhu, Nyatanya 2 Siswa SD Langsung Positif Covid-19, Padahal Baru 1 Hari Masuk Sekolah Kembali

Tetapi masih belum cukup pengujian untuk menangkap gambaran yang akurat di banyak negara.

Sebab setiap negara menanggapi virus corona dengan cara yang berbeda.

Hingga saat ini, hanya sejumlah negara yang dilaporkan berhasil memperlambat kasus virus corona baru.

Mereka adalah China, Amerika Serikat, Inggris, Italia, Spanyol, dan Prancis.

Tetapinegara lainnya,terutama di Amerika Selatan, Timur Tengah dan Afrika, tingkat penularannya masih tampak semakin cepat.

Hal ini menurut analisis CNN terhadap data Universitas Johns Hopkins.

Di Libya, Irak, Uganda, Mozambik dan Haiti misalnya.

Data menunjukkan jumlah kasus yang diketahui meningkat dua kali lipat setiap minggu.

Di Brasil, India, Chili, Kolombia, dan Afrika Selatan, kasusnya berlipat ganda setiap dua minggu.

"Benua Amerika, khususnya Amerika Latin bertanggung jawab atas sebagian besar kasus virus corona."

"Selama beberapa minggu, jumlah kasus yang dilaporkan setiap hari di Amerika Latin lebih dari jumlah keseluruhan dunia yang disatukan," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus.

"Kami sangat khawatir tentang Amerika Tengah dan Selatan, di mana lonjakan kasus terlihat semakin cepat."

Baca Juga: Dibuat Khusus Untuk Eksekusi Mati, Inilah Penjara Mengerikan yang Bisa Eksekusi Mati Narapidananya Kapan Saja

Buruknya,Mike Ryan, direktur eksekutif WHO untuk Program Keadaan Darurat Kesehatan, mengatakan ia tidak berpikir Amerika Tengah dan Selatan telah mencapai puncaknya.

Artinya angka kasus virus corona baru ke depannya mungkin akan semakin banyak.

Untuk informasi, kasus kematian global juga masih meningkat di Amerika Selatan dan Karibia.

Brasil mencatat lebih dari 30.000 kasus baru pada hari Kamis, sehingga totalnya hampir 615.000 kasus.

Laluada 1.473 kematian baru, menjadikan total kematiannya menjadi lebih dari 34.000.

Jumlah kasusnya adalah yang kedua terbanyak setelah Amerika Serikat di mana hanya di bawah 1,9 juta kasus telah dilaporkan dan 108.211 kematian.

Pada puncaknya, Amerika Serikat melihat peningkatan lebih dari 30.000 kasus baru sehari.

Pada hari Jumat itu, hanya ada sekitar 21.000 kasusbaru dan 942 kematian setiap hari per hari di atas rata-rata tujuh hari.

Bahkan walau sejumlah negara seperti Korea Selatan, Jerman, dan China berhasil melewati puncak pandemi, mereka masih khawatir soal gelombang kedua.

Terakhir,WHO menjelaskan jumlah kasus virus corona sebenarnya kemungkinan lebih buruk daripada angka yang diperlihatkan.

Alasannya karena masih banyak mereka yangpositif virus corona namun tidak memilikigejala.

Baca Juga: 41 Tahun Tak Pernah Potong Kuku, Wanita dengan Kuku Terpanjang di Dunia Ini HarusRela Kehilangan Kukunya, Padahal Panjangnya Sudah Capai 8 Meter Lebih!

Artikel Terkait