Penulis
Intisari-Online.com - Ketegangan antara China dan Amerika Serikat seperti tak berkesudahan.
Militer China menyebut Amerika Serikat sebagai "pembuat onar" di Laut China Selatan yang disengketakan pada hari Kamis.
Pemerintah China bahkan menekankan kini Beijing berada dalam situasi "siaga tinggi" untuk melindungi kepentingannya di perairan yang diperebutkan.
Melansir South China Morning Post, kedua kekuatan, yang sudah terperosok dalam perselisihan tentang penanganan pandemi virus corona, telah terlibat dalam pertikaian yang menegangkan di Laut China Selatan di mana kehadiran AS di wilayah tersebut ditujukan untuk menantang klaim ekspansif China dalam beberapa hari terakhir.
Kapal penjelajah berpeluru kendali AS, USS Bunker Hill, melakukan “operasi navigasi kebebasan” di Kepulauan Spratly pada hari Rabu, sehari setelah perusak rudal berpemandu USS Barry melakukan operasi serupa di dekat Kepulauan Paracel.
Armada ke-7 AS mengatakan operasi itu sebagai tanggapan terhadap klaim maritim di Laut Cina Selatan yang menimbulkan ancaman serius terhadap kebebasan laut, termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan, dan hak lintas tidak bersalah dari semua kapal.
Pada minggu lalu, pasukan Australia bergabung dengan kapal perang AS dalam latihan bersama di Laut China Selatan setelah kapal riset China Haiyang Dizhi 8, disertai dengan kapal penjaga pantai Tiongkok, menguntit kapal perusahaan minyak negara Malaysia yang melakukan eksplorasi di daerah itu.
Juru bicara kementerian pertahanan China Wu Qian mengatakan, Beijing telah "mengawasi dengan cermat dan waspada" terhadap kegiatan militer AS dan Australia.
"Seringnya operasi militer di Laut China Selatan oleh negara-negara ekstra-regional seperti AS dan Australia tidak kondusif bagi perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan dan kami dengan tegas menentang mereka," kata Wu seperti yang dikutip South China Morning Post.
"Berkali-kali, AS telah membuktikan diri sebagai kekuatan terbesar dalam mendorong militerisasi di Laut China Selatan dan pembuat onar dalam mencegah perdamaian dan stabilitas di kawasan itu," tambah Wu.
Pada hari Selasa, Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat mengatakan misi USS Barry di dekat Paracels yang dikontrol Beijing adalah "intrusi ke dalam perairan wilayah China".
Komando itu mengatakan pihaknya berusaha melakukan patroli udara dan laut untuk "melacak, memantau, memverifikasi, mengidentifikasi dan mengusir" kapal-kapal Amerika.
Juga pada hari Kamis, Wu menolak laporan AS bahwa China diam-diam melakukan uji coba nuklir bawah tanah.
Mengutip laporan dari Departemen Luar Negeri AS, The Wall Street Journal melaporkan, dua minggu lalu bahwa Washington prihatin dengan peningkatan aktivitas di lokasi uji Lop Nur China di wilayah barat jauh Xinjiang, termasuk penggalian luas yang menimbulkan dugaan ledakan.
"Laporan oleh AS dibuat-buat dan tidak masuk akal," kata Wu. "China, tidak seperti AS, selalu menepati janjinya pada kendali senjata internasional."
Baca Juga: Pernah dengar Istilah Bensin Basi? Inilah yang Sebenarnya Terjadi Menurut Penjelasan Pakar
Artikel ini pernah tayang di Kontan.id dengan judul "China siaga tinggi di Laut China Selatan, sebut Amerika sebagai biang onar!"