Penulis
Intisari-online.com - Hingga saat ini virus corona diyakini sebagai penyakit paling menular di dunia.
Pandemi yang berasal dari China ini dengan cepat menyebar hingga ke seluruh dunia, termasuk Indonesia kini juga merasakan dampaknya.
Wabah yang sudah muncul sejak akhir tahun 2019 ini, belum juga menunjukkan penurunan.
Kondisi ini jelas mengkhawatirkan, dan nyaris memasuki bulan ke-5 pada tahun 2020, dunia belum bisa memutuskan langkah signifikan untuk memberantas wabah ini.
Situasi ini membuat beberapa ilmuwan mengungkap spekulasi terburuk, yang mungkin akan membuat kita semua syok.
Seperti dikutip dari Daily Star pada Rabu (29/4/2020), para ilmuwan mengatakan, virus corona mustahil untuk di berantas.
Pasalnya hingga kini kabar mengenai vaksinnya tak kunjung ditemukan.
Sementara, jumlah korban terus meningkat dari hari ke hari, jika waktunya semakin lama bukan tidak mungkin seluruh dunia akan terkena dampaknya.
Karena hingga detik ini, diketahui tinggal 15 negara di dunia yang mengklaim belum terinfeksi virus corona, sementara negara besar di dunia nyaris semuanya memiliki kasus Covid-19.
Lalu, apa yang akan terjadi jika virus corona tidak bisa diberantas ?
Ilmuwan mengatakan, jika virus corona tak bisa diberantas. Wabah ini akan menjadi penyakit musiman, alias kembali muncul tiap tahun seperti flu musiman.
Peneliti virus dan medis di China mengatakan pada wartawan Beijing, virus itu tidak mungkin hilang seperti halnya SARS.
Karenamudah menginfeksi dan menyebabkanpenderitanya tidak tahu mereka memiliki gejalalalu menularkan virusnya secara diam-diam.
Para peneliti mengungkapkan, ada banyak kasus di mana penderita menularkan pada orang lain setiap hari tanpa diketahui.
Jin Qi, direktur Institut Biologi Patogen di Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok, mengatakan, "Ini sangat mungkin, menjadi epidemi yang hidup berdampingan dengan manusia untuk waktu lama."
"Penyakit ini bisa menjadi musiman dan berkelanjutan dalam tubuh manusia," jelasnya.
Para ahli di China, menambahkan bahwa mereka menemukan bukti penyebaran virus bisa melambat selama musim panas, namun mereka tidak bisa mati karena butuh suhu tertentu untuk memusnahkannya.
Wang Guiqiang, kepala departemen penyakit menular Rumah Sakit Pertama Universitas Peking, mengatakan, "Virus itu peka terhadap panas, tetapi hanya saat terpapar 56 derajat selama 30 menit, sementara cuaca tidak akan sepanas itu."
"Jadi secara global, bahkan selama musim panas, kemungkinan kasus virus ini turun secara signifikan sangat kecil," jelasnya.
Satu-satunya cara untuk mengendalikan virus ini hanyalah berharap vaksin virus ini segera ditemukan, sebelum menginfeksi semua orang di dunia.
Namun, vaksin virus corona butuh waktu yang cukup lama dalam pengembangannya.
Menurut Profesor Chris Whitty dari Inggris mengatakan, "Dalam jangka panjang jalan keluar satu-satunya adalah menggunakan vaksin, atau obat yang efektif untuk mengobati penyakit ini."
"Sampai kita memiliki itu, kemungkinan waktu kita pada tahun berikutnya sangat kecil, namun kita harus realistis soal hal itu," imbuhnya.
"Saat ini kita hanya bisa bergantung pada langkah sosial lainnya, yang tentunya sangat mengganggu kehidupan kita," jelasnya.