Bak Kota Mayat, Ratusan Mayat Dibiarkan Bergelimpangan di Jalanan, 6.700 Nyawa Melayang Hanya dalam Kurun Waktu 2 Minggu Karena Covid-19

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Ekuador menjadi salah satu negara yang paling terdampak terkait pandemi virus corona.

Bagaimana tidak, ada6.700 orang meninggal dunia di dua minggu pertama April 2020.

Kawasan Guayas disebut sebagai wilayah yang paling banyak terdampak. Tak hanyahanya di negara tersebut tapi di seluruh Amerika Latin.

Kematiantersebut tidak hanya terkaitCovid.19.

Baca Juga: Disiksa Majikan, ART Ini Alami Kejadian Mengerikan, 'Disuruh Makan 50 Cabai, Minum Air Mendidih, hingga Dipaksa Bunuh diri Pakai Cutter'

Layanan kesehatan setempat lumpuh karena pandemi dan banyak pasien dengan kondisi kesehatan lainnya tidak dapat mendapatkan layanan kesehatan yang seharusnya.

Jadi kota mayat

"Kami sudah melihat orang meninggal di mobil, di ambulans, di rumahnya, di jalanan," kata Katty Mejía, seorang pekerja di rumah duka di Guayaquil, ibu kota negara bagian dan kota terbesar di Ekuador, menyadur dariBBC.

"Salah satu alasan mereka tidak dirawat di rumah sakit karena alasan kekurangan tempat tidur."

Baca Juga: Dituduh Jadi Penemu Virus Corona, Bill Gates Sebut Ironi, 'Jutaan Dolar Saya Hanya Untuk Cari Vaksin Virus Corona'

"Jika mereka ke klinik swasta, mereka harus membayar dan tidak semua orang punya uang," katanya.

Dalam masa pandemi di kota dengan populasi 2,5 juta penduduk itu, rumah duka kewalahan, bahkan sebagian harus tutup sementara karena pekerjanya ketakutan terjangkit virus.

Kerabat yang putus asa membiarkan mayat tergeletak di depan rumah.

Sementara sebagian lain membiarkannya di tempat tidur hingga berhari-hari.

Kota Guayaquil juga mulai kehabisan ruang untuk menguburkan mayat, memaksa sebagian orang untuk membawa jenazah kerabat ke kota tetangga untuk dimakamkan di sana.

Kebutuhan untuk menguburkan jenazah sangat tinggi hingga sebagian warga menggunakan kotak karton sebagai peti mayat.

Kini, narapidana juga membuat peti mati dari kayu.

Negara 'gagal'

Hingga 16 April, pemerintah yakin hanya 400 orang meninggal dunia karena virus corona.

Baca Juga: Bulan Ramadhan Sudah Dekat, Jangan Lakukan Ini Saat Berpuasa Karena Bisa Sebabkan Efek Negatif hingga Kematian

Tapi setelah Satuan Tugas Gabungan Virus Corona mengumpulkan semua data, gambaran besarnya berubah.

"Dengan angka yang kita dapat dari Kementerian Dalam Negeri, tempat pemakaman umum, kantor pencatatan sipil dan tim kami, kami sudah menghitung setidaknya 6.703 kematian di Guayas di 15 hari pertama pada April," kata Jorge Wated, kepala Satgas pemerintah.

"Rata-rata mingguan di sini mencapai 2.000."

"Jadi kami sudah merekam 5.700 kematian dari biasanya."

Tidak semua kematian di Guayas terkait langsung dengan Covid-19.

Sebagian orang meninggal karena gagal jantung, masalah ginjal, atau masalah kesehatan lain yang memperburuk kondisi karena tidak segera ditangani.

Dampak sekunder

Perkembangan ini menimbulkan pertanyaan di penjuru kawasan, akankah pandemi menimbulkan dampak sekunder yang sama di negara-negara Amerika Latin lainnya atau di kawasan lain di dunia dengan sistem kesehatan yang lemah?

"Kesehatan masyarakat diEkuadorselalu bermasalah."

Baca Juga: Yang Lain Berjuang Lawan Covid-19, AS dan Iran Malah Saling Serang di Laut Arab Utara, Trump: Tembak Saja Setiap Kapal Iran!

"Ini merupakan salah satu titik lemah di hampir semua periode pemerintahan," kata Dr Carlos Mawyin kepada BBC.

Ia menduga krisisCovid-19merupakan badai besardi Ekuador.

"Dengan sistem kesehatan yang lemah dan jumlah pasien yang tinggi, ICU dengan cepat menjadi lumpuh," katanya.

Ekuador telah memperpanjang jam malam dan berjanji akan mengetes makin banyak pasien.

Tapi bagi warga di Guayaquil yang telahmelihat orang terkasih meninggal dunia, janji itu sudah terlambat. (BBC/Tribunnews)

(Ervananto Ekadilla)

(Artikel ini sudah tayang di suar.grid.id dengan judul "Astaga, Negara Ini Melaporkan 5.000 Kematian karena Covid-19 dalam Semalam! Mayat-mayat Dibiarkan Tergeletak di Pinggir Jalan hingga Sang Presiden yang Sudah Menyatakan Menyerah")

Baca Juga: Mau Dikasih Sembako, Polisi Malah Temukan Kakak Beradik dalam Kondisi Kelaparan, Tak Makan 2 Hari dan Tubuh Kurus Kering

Artikel Terkait