Walau Ada 6.500 Kasus di Tanah Air, Presiden Jokowi Yakin Pandemi Covid-19 Selesai di Akhir Tahun 2020, 'Lalu Sektor Pariwisata Akan Langsung Tumbuh Pesat'

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Per data hingga Minggu (19/4/2020) sore, ada 6.575 kasus positif virus corona di Indonesia.

Tercatat ada 582 kasus kematian dan 686 lainnya dinyatakan sembuh.

Walau Indonesia menjadi negara kedua dengan kasus virus corona terbanyak di Asia Tenggara, Presiden Joko Widodo optimis.

Dilansir dari kompas.com pada Senin (20/4/2020), Presiden Joko Widodo yakin, pandemi virus corona atau Covid-19 di Tanah Air akan berakhir pada akhir tahun 2020.

Baca Juga: Kanker Lidah yang Renggut Nyawa Ibunda Nunung Srimulat Kerap Kali Tak Dikenali, Tandanya Mirip Sariawan Tapi Tiba-tiba Sudah Stadium 4

Keyakinan ini diungkapkan Jokowi saat memimpin rapat terbatas "Mitigasi Dampak Covid-19 terhadap Pariwisata" lewat video conference, Kamis (16/4/2020) kemarin.

Dalam kesempatan itu, Jokowi pun mengungkapkan optimisme bahwa pariwisata dalam negeri akan kembali berkembang pada tahun 2021.

"Saya meyakini ini (Covid-19) hanya sampai akhir tahun."

"Tahun depan booming di pariwisata," kata Jokowi.

Baca Juga: Ibunda Nunung Srimulat Meninggal Karena Kanker Lidah, Awas Makan-makanan yang Panas Bisa Jadi Penyebabnya

Jokowi yakin industri pariwisata akan langsung tumbuh pesat.

Karena banyak masyarakat yang hanya berdiam diri di rumah selama pandemi Covid-19.

"Semua orang pengen keluar semua, orang ingin menikmati kembali keindahan pariwisata sehingga optimisme itu yang harus terus diangkat," kata dia.

Oleh karena itu, Jokowi meminta jajarannya untuk tidak terjebak pada pesimisme karena masalah Covid-19 ini.

Ia justru meminta Menteri Pariwisata Wishnutama dan pejabat terkait lainnya untuk mulai mempersiapkan diri.

"Jangan sampai booming yang akan muncul setelah Covid-19 ini selesai tak bisa kita manfaatkan secara baik," kata dia.

Sementara itu, untuk mengatasi industri pariwisata yang lesu saat ini, Jokowi meminta jajaran terkait untuk menyiapkan stimulus ekonomi.

Dengan stimulus itu, Jokowi berharap pelaku industri pariwisata bisa bertahan dan tak perlu melakukan pemutusan hubungan kerja.

Selain itu, Jokowi meminta ada perlindungan sosial yang diberikan kepada pekerja di sektor pariwisata.

Siap bersaing Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama pun mengaku sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghidupkan pariwisata dalam negeri di tahun depan.

Baca Juga: Tak Mau Diisolasi, Pasien Virus Corona di Samarinda Ini Mengamuk, Pecahkan Kaca Jendela, Dobrak Pintu, hingga Ancam Perawat Pakai Pecahan Kaca

Strategi ini khususnya untuk menarik turis asing agar wisata Indonesia tak kalah dari negara-negara lain begitu Covid-19 berakhir.

“Kita meyakini setelah kondisi WFH ini, pada 2021 pariwisata justru bisa rebound secara signifikan, tentu saja kita harus kompetisi dengan negara yang lain untuk melakukan berbagai strategi ke depan,” kata Wishnutama selepas rapat terbatas.

Untuk itu, saat ini pihaknya tetap melakukan koordinasi dengan berbagai destinasi wisata prioritas untuk mempersiapkan langkah-langkah menyabut kebangkitan sektor pariwisata.

Ia mengatakan, fokus utama pemerintah justru kepada hal-hal yang sangat mendasar di destinasipariwisata.

"Beberapa di antaranya adalah higienitas, toilet kebersihan keselamatan dan keamanan, hal-hal tersebut yang perlu kita utamakan," kata dia.

Mei puncak Covid-19

Dalam kesempatan terpisah, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan PenangananCovid-19, Wiku Adisasmito,menyebut, puncak masa pandemi Virus Corona di Indonesia diprediksi terjadi pada bulan Mei 2020.

Baca Juga: Belum Ada Obatnya Hingga Hari Ini, Tapi Lebih dari 600.000 Orang Sudah Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona, Ternyata Ini yang Dilakukan Dokter

"Angka kasus pada saat puncak itu secara kumulatif diprediksi 95.000 kasus," kata Wiku dalam press briefing bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Ketua Gugus Tugas Doni Monardo, Kamis.

Wiku mengatakan, penurunan jumlah kasus diprediksi baru akan terjadi pada Juni atau Juli 2020.

Namun pada saat itu, angka kasus positif Covid-19 diprediksi sudah tembus lebih dari 100.000 kasus positif.

"Selama Juni-Juli kasus konfirmasi positif sudah akan mencapai 106 ribu kasus," kata Wiku.

Wiku mengatakan, angka yang ia paparkan ini memang belum pasti terjadi.

Angka itu merupakan gabungan dari hitungan sejumlah ilmuwan dan para ahli.

"Kami sudah me-review dan mengkombinasikan semua prediksi itu," kata dia.

(Ihsanuddin)

(Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Keyakinan Jokowi soal Covid-19 yang sampai Akhir Tahun...")

Baca Juga: Tak Terima Negaranya Punya 700.000 Lebih Kasus Virus Corona, Trump Terang-terangan Tuding China, 'Apakah Ini Bukan Kesengajaan?'

Artikel Terkait