Berani Tentang Pemerintah China untuk Bicara Blak-blakan Soal Corona, Orang-orang Ini Hilang Secara Misterius hingga Kini, Bahkan ada yang Meninggal

Tatik Ariyani

Penulis

Kini, para pembela hak asasi manusia telah mempermasalahkan sejumlah pelapor rahasia di Tiongkok yang hilang setelah bicara mengenai pandemi corona.

Intisari-Online.com - Pada awal kemunculan virus corona di China, banyak orang yang berbicara mengenai virus tersebut maupun kondisi di China dicekal oleh pihak berwenang China.

Daily Mail, Minggu (19/4/2020) mengklaim lebih dari 5.100 orang telah ditangkap karena berbagi informasi tentang virus corona pada minggu-minggu pertama menyebarnya wabah.

Laporan itu juga mengatakan bahwa setiap pembangkang akan dibawa ke karantina medis dan dicap sakit untuk menghentikan mereka berbicara lebih jauh mengenai virus corona.

Warga lain dilaporkan bahkan ditahan karena memposting pernyataan di media sosial untuk mengabarkan kekurangan masker atau kematian lebih lanjut.

Baca Juga: Ibunda Nunung Srimulat Meninggal Karena Kanker Lidah, Awas Makan-makanan yang Panas Bisa Jadi Penyebabnya

Sistem sensor China terhadap media sosial yang sangat besar, yang dikenal sebagai Great Firewall, digunakan untuk memblokir informasi apa pun yang oleh pemerintah dianggap sebagai "rumor" atau bukan sumber pemerintah.

Melansir The Sun, Minggu (19/4/2020), para pembela hak asasi manusiakemudian mempermasalahkan sejumlah pelapor rahasia di Tiongkok yang hilang setelah bicara mengenai pandemi corona. Berikut adalah orang-orang yang hilang tersebut:

Dr Li Wenliang

Dokter pahlawan yang mencoba memperingatkan dunia tentang virus corona meninggal pada Februari karena tertular virus corona setelah merawat pasien.

Baca Juga: Ikatan Dokter Indonesia Hembuskan Kabar Baik, Virus Corona Ternyata Bisa Lenyap Sendiri dari Tubuh Usai 14 Hari, Simak Resep Rahasianya

Sebelum kematiannya, Dokter Li Wenlaing, 34, telah dikirimi surat oleh polisi yang memperingatkan jika dia menolak untuk berhenti bicara mengenai wabah itu, dia akan dihukum.

Pihak berwenang juga mengatakan kepadanya untuk berhenti menyebarkan informasi yang tidak benar secara online.

Ren Zhiqiang

Pada bulan Maret, pengusaha China Ren Zhiqiang hilang setelah menyebut Presiden Xi Jinping sebagai 'badut' atas penanganan wabah virus corona.

Baca Juga: Tuduh China Sebabkan Malapetaka Global, Jerman Menuntut Rp2.512 Triliun Pada China Sebagai Ganti Rugi Atas Kasus Virus Corona

Pengusaha real estat itu secara terbuka mengkritik tanggapan Partai Komunis terhadap epidemi di media sosial.

Ren menyalahkan tindakan "badut" yang haus kekuasaan karena kegagalan mengelola wabah, yang dipahami secara luas merujuk padaXi Jinping.

Dia juga mengkritik keterbatasan dalam berbicara dan meminta partai untuk "bangun dari ketidaktahuan" untuk menggulingkan para pemimpinnya.

Pendapatnya itu dibagikan di media sosial China sebelum ia lenyap.

Putra dan asistennya juga dilaporkan hilang tanpa jejak.

Chen Qiushi

Februari lalu, jurnalis warga Tiongkok Chen Qiushi hilang setelah membeberkan tingkat keparahan corona di Wuhan.

Keluarganya kemudian diberitahu bahwa dia berada di karantina medis di lokasi yang dirahasiakan.

Baca Juga: Belum Ada Obatnya Hingga Hari Ini, Tapi Lebih dari 600.000 Orang Sudah Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona, Ternyata Ini yang Dilakukan Dokter

Beberapa hari sebelum kepergiannya, Chen memberi tahu para pengikutnya: "Selama saya masih hidup, saya akan berbicara tentang apa yang telah saya lihat dan apa yang telah saya dengar. Saya tidak takut mati. Mengapa saya harus takut pada Anda, Partai Komunis?"

Fang Bin

Fang Bing mengunggah video pada 1 Februari yang memperlihatkan delapan mayat di luar rumah sakit di Wuhan dan polisi kemudian menyita laptopnya.

Beberapa hari kemudian, pada tanggal 4 Februari dia mengunggah sebuah video pria berjas pelindung yang mencoba memasuki rumahnya sebelum dia menghilang pada 8 Februari.

Pierre Haski, presiden Reporters Without Borders, mengatakan kedua pria itu (Fan dan Chen) berada di "tangan pemerintah China".

Dia menambahkan ada "sangat sedikit" informasi tentang apa yang terjadi pada mereka.

Li Zehua

Li Zehua belum terlihat sejak 26 Februari setelah mengunjungi Institut Virologi Wuhan.

Seorang anggota Kongres AS bulan ini mendesak China untuk menyelidiki hilangnya Li Zehua bersama dengan Fang Bin dan Chen Qiushi.

Perwakilan Republik Jim Banks mengatakan: "Ketiga orang ini memahami risiko pribadi yang terkait dengan pelaporan independen tentang virus corona di China, tetapi mereka tetap melakukannya.

Dia menuduh pemerintah China "memenjarakan mereka - atau lebih buruk."

Baca Juga: Kerja Keras Bangun Rumah Sakit, Tentara Korea Utara Malah Dibiarkan Kelaparan, Terpaksa Bobol Apartemen Warga Curi Makanan

Xu Zhangrun

Profesor hukum Xu Zhangrun dimasukkan ke dalam tahanan rumah di Beijing setelah menyuarakan kritik terhadap presiden China.

Tulisannya memperingatkan, "Ini mungkin tulisan terakhir yang saya tulis."

Profesor China itu dilarang dari media sosial dan terputus dari internet.

Telah diklaim Pasien Nol, orang pertama yang mengontrak Covid-19,adalah magang di Institut Virologi Wuhan yang menginfeksi pacarnya.

Artikel Terkait