Penulis
Intisari-online.com - Saat ini virus corona telah berhasil menciptakan krisis kesehatan global.
Banyak fenomena mengerika terjadi di rumah sakit, setelah wabah ini dengan cepat menyebar ke seluruh dunia.
Negara sekelas Amerika saja kewalahan, hal itu terbukti dari beberapa rekaman yang beredar rumah sakit di Detroit terpaksa menumpuk dan membuat ruangan darurat untuk mayat.
Hal itu dikarenakan kewalahan menghadapi lonjakan pasien yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Namun, bukan hanya Amerika saja pemandangan sama mengerikannya juga terjadi di Brazil.
Melansir Daily Star pada Sabtu (18/4/20), rekaman mengerikan muncul menunjukkan kantong mayat dengan pasien virus corona dikumpulkan dalam satu ruangan.
Terlihat pasien tidur terbaring di sebuah ruangan sementara sebelahnya adalah kantong berisi mayat manusia.
Adegan mengerikan ini terekam di rumah sakit Joao Lucio Emergency Hospital di kota Manaus, Brazil Utara.
Rekaman itu menunjukkan kengerian nyata dari krisis kesehatan akibat virus corona.
Mayat-mayat itu terpaksa diletakkan satu ruangan dengan pasien karena tidak ada lagi ruang tersisa untuk menampung pasien.
Pasien yang diinkubasi berbaring di tempat tidur mereka bersebelahan dengan mayat.
Sebanyak 14 korban diyakini telah ditinggalkan di rumah sakit tersebut.
Sekretaris Kesehatan Negara mengatakan, dalam sebuah pernyataan menanggapi rekaman yang beredar luas tersebut.
Dia mengatakan, korban yang meninggal itu antara 15 April malam dan pagi pada 16 April, dia menambahkan lima mayat sudah diangkat.
Rumah sakit tersebut awalnya tidak menangani pasien Covid-19.
Namun mereka kini harus menanganinya setelah rumah sakit utama Delphina Aziz yang menangani virus corona, mencapai kapasitas penuh.
Sebelas ruang gawat darurat di negara bagian dijadikan pusat perawatan Covid-19, sebelum pasien dipindahkan ke Rumah Sakit Delphina Aziz.
Brazil sendiri adalah negara dengan kasus virus corona cukup parah di Amerika Selatan.
Dilaporkan, ada 30.891 kasus Covid-19 dan 1.952 kematian menurut laporan Universitas John Hopkins.
Tetapi ada kekhawatiran bahwa itu masih jumlah kecil yang terkonfirmasi.
Karena negara ini hanya menguji 300 orang dari setiap 1 juta penduduk, sementara AS menguji 9.482 per sejuta penduduk.
"Semua yang kita lihat hanya sebagian kecil," kata Dr Carolina Lazari kepala medis di Laboratorium Biologi Molekuler di rumah sakit terbesar di Amerika Latin.
"Di Brazil kami hanya menguji pasien yang pergi ke rumah sakit dan tinggal di sana, tapi kami tidak tahu mungkin virus itu juga menginfeksi penduduk dalam populasi," katanya.