Penulis
Intisari-Online.com –Penyakit yang satu ini memang sepele. Tidak membahayakan, tetapi menjengkelkan, terutama kaum remaja yang umumnya menjadi sasaran.
"Ah, kalau sudah menikah nanti, jerawat jugailang," kata seorang ibu kepada putrinya, Susi, dengan tenang. Padahal yang punya masalah gelisahnya minta ampun. Bahkan di usianya yang ke-22, jerawat Susi masih subur.
Sebentar sembuh, sebentar kambuh. Selama ini ia jadi gadis minder. Apalagi bergaul dengan teman pria, karena suka diolok-olok, mukanya mirip parutan kelapa atau piza.
Segala obat tradisional sampai obat modern, bahkan yang dari dokter pun tak mampu melicinkan wajahnya yang jerawatan sejak usia 16 tahun. Tidak heran kalau ia pun iri setiap melihat wajah gadis pantarannya licin dan mulus.
Jerawat "sialan" itu memang paling suka menyerang kaum remaja usia 15-23 tahun. Meski bukan golongan penyakit menular atau mengancam jiwa, tapi kemunculannya sering merepotkan.
Benarkah jerawat akan sembuh atau hilang sendiri setelah pemiliknya menikah?
Mitos itu ada benarnya. Munculnya jerawat (acne) antara lain memang ada hubungannya dengan faktor hormonal.
"Ketika seseorang telah menikah, kerja hormon menjadi lebih seimbang sehingga jerawat akan berkurang atau hilang sama sekali," kata dr. Syarif M. Wasitaatmadja,ahli penyakit kulit dari RSCM-FKUI, Jakarta.
Baca juga:Tak Perlu Menyadap, Begini Cara Mengetahui Siapa Saja yang Sering Hubungi Pasangan Kamu di WhatsApp
Sejak memasuki masa pubertas, berbagai macam perubahan terjadi dalam tubuh seseorang, yang antara lain disebabkan oleh hormon, terutama androgen.
Hormon yang lebih banyak pada pria dan sedikit pada wanita ini paling berperanan atas munculnya jerawat pertama.
Selama masa pubertas produksi androgen meningkat sehingga kelenjar lemak,sebaceous gland, menjadi lebih aktif memproduksi palit (cairan berupa lernak yang berfungsi menjaga permukaan kulit dan rambut tetap lentur, mengkilap, dan tidak tembus air, serta mencegah masuknya bakteri lewat pori-pori).
Jerawat batu
Kalangan kedokteran menyebut jerawat sebagaiacne vulgaris(jerawat umum). Kataacnemungkin berasal dari kata Yunani akme, yang artinya titik.
Tapi orang Yunani kuno menyebutnya sebagaiionthos, janggut pertama. Sebab mereka percaya bila bulu janggut pertama tumbuh, pria remaja mulai berjerawat.
Orang awam umumnya menyebut jerawat saja. Tetapi kalangan medis membedakannya menjadi beberapa macam menurut ukuran, isi, dan tingkat infeksinya.
Maka, menurut dr. Syarif, ada yang namanya komedo, papel (papules), pustula (pustules), nodula {nodules), kista (cysts).
Yang disebut komedo itu berupa bintik putih atau hitam berisi lemak yang mengeras. Mungkin karena itu ada yang menyebut jerawat batu. Memang tidak sekeras batu, tapi lembek seperti nasi.
Komedo akan jadi masalah (kecantikan) kalau berkembang menjadi besar, sehingga mendesak dinding folikel (kantung rambut) membentuk tonjolan berwarna putih kekuningan sebesar kepala jarum pentul.
Tonjolan itu terjadi karena serpihan kulit dan palit yang ikut mengisi dan menambah sumbatan atas folikel rambut (serpihan kulit merupakan hasil pengelupasan permukaan kulit yang sudah mati karena digantikan sel kulit baru).
Kalau sumbatan itu terletak agak dalam sehingga muara kelenjar lemak (pori-pori) tertutup, disebut komedo tertutup.
Bila terletak di permukaan sehingga pori-pori nampak melebar, namanya komedo terbuka. Karena sumbatan itu biasanya berwarna hitam, maka disebut pula komedo hitam.
Warna hitam disebabkan oleh pigmen melanin yang ikut - mengendap dalam komedo.
Komedo baru menimbulkan masalah agak serius kalau sampai terinfeksi. Komedo yang terus membesar akibat penimbunan palit dan serpihan kulit yang mati menyebabkan folikel pun terus membengkak.
Tekanan pada dinding folikel menjadi sangat besar hingga dinding tersebut pecah. Isi komedo yang berupa palit, serpihan kulit yang mati dan bakteri menyebar ke jaringan kulit di sekitar komedo, mengakibatkan peradangan.
Ini lebih sering terjadi pada jenis komedo tertutup.
Pada tahap terinfeksi ini muncullah apa yang disebut papel, ukurannya lebih besar daripada komedo dengan isi yang sama atau berupa bintik merah kecil.
Papel yang mengalami peradangan dinamai pustula, berkepala kuning karena bernanah. Nodula bentuknya lebih besar daripada papel, berisi darah dan nanah. Sedangkan bentuk kista lebih gede lagi dari nodula, isinya material lemak cair.
Sebabnya macam-macam
Jerawat memang paling sering muncul di kulit wajah, leher, dada, atau punggung. Pokoknya, pada tubuh bagian atas. Kenapa?
Pada kulit muka, punggung, leher, dan dada paling banyak terdapat kelenjar lemak, yakni sekitar 400 – 500 per cm2. Sedangkan di bagian tubuh lain hanya sekitar 100 per cm2.
Tumbuhnya jerawat sebenarnya tidak hanya karena pengaruh hormonal, tetapi juga misalnya makanan yang kandungan lemaknya tinggi, seperti coklat, keju, goreng-gorengan, kacang tanah, dll. (walaupun kebenarannya masih dalam penyelidikan).
Lalu mikroorganisme, atau sebab lain seperti pemakaian kosmetik yang salah, konsumsi obat yang mengandung kortikosteroid, atau lingkungan yang kurang sehat (pengaruh sam klorida, ter, minyak bumi dsb.).
Tidak semua ras di dunia ini pernah disibukkan oleh problem jerawat. Orang Jepang, misalnya, pada umumnya kulit wajahnya senantiasa mulus bebas dari jerawat, sebab selain karena faktor genetika (keturunan), juga iklim. Di negeri itu secara umum kelembapan udaranya rendah.
Kondisi iklim memang sedikit banyak ikut mempengaruhi tumbuhnya jerawat. Selama musim kemarau di negara tropis seperti Indonesia, keadaan jerawat umumnya lebih parah daripada di musim hujan.
Kelembapan yang tinggi dapat memperburuk keadaan jerawat, apalagi kalau dibarengi dengan suhu udara yang tinggi.
Di luar itu, khusus bagi kaum hawa, jerawat bisa tiba-tiba muncul satu dua biji terutama di pipi atau dagu, menjelang "datangnya bulan". Tapi akan hilang begitu haid selesai.
Namun dapat menjadi parah kalau diikuti oleh ketegangan emosional. Kemunculannya sudah tentu karena faktor hormonal yang bekerja lebih aktif menjelang masa haid.
Wanita yang sedang hamil atau sedang minum pil antihamil pun terkadang dihinggapi jerawat. Pil KB memang bisa berefek demikian, terutama pada 5 bulan pertama pemakaian karena pengaruh hormon
progesteron di dalamnya.
Jadi kalau ada orang berusia 40-an kok masih jerawatan, mungkin bukan disebabkan oleh faktor hormonal tapi oleh sebab-sebab lain tersebut.
Jerawat dan celana dalam
Kemunculan jerawat sebenarnya sederhana saja. Yakni akibat berubahnya konsistensi cairan lemak menjadi lebih kental karena berbagai pengaruh tadi.
Hal ini menyebabkan tersumbatnya saluran yang biasa dilewati cairan lemak hasil sekresi kelenjar lemak pada folikel rambut.
Kasus penyumbatan pada folikel rambut ini juga sering dialami mereka yang kelenjar lemaknya aktif dan relatif besar.
Sumbatan atas folikel rambut itulah yang merupakan awal terjadinya jerawat yang disebut stadium komedo. Oleh karena itu pula jerawat pada stadium ini disebut komedo.
Seperti yang sudah disebut di muka, komedo ini berupa bintik putih atau hitam dan kulit di sekitamya belum terinfeksi.
Banyak penderita yang suka mengotak-atik jerawat, terutama yang tumbuh di wajah. Dipencet-pencet dengan harapan isinya keluar, dan sembuh. Memang betul isinya bisa keluar.
Tapi jangan lupa, kelenjar palit bisa pecah karena sebagian isinya ada yang tertekan ke dalam.
Isi komedo akan menjalar ke jaringan di sekitamya sehingga bisa mengakibatkan peradangan di bawah kulit dan meninggalkan noda hitam atau jaringan parut yang tak bisa hilang.
Sebaiknya memang jangan main pencet, kecuali pada jerawat yang berkepala hitam atau komedo hitam. Ini pun tidak boleh sembarangan. Wajah harus lebih dulu diuapi agar pori-pori terbuka.
Lalu komedo ditekan dengan alat khusus atau tisu bersih, setelah itu dibersihkan dengan kapas yang dibasahi antiseptik.
Tidak sembarang obat jerawat di pasaran selalu cocok. Bila ingin mengobati sendiri, perlu Anda ketahui dulu jenis jerawat dan penyebabnya serta jenis kulit Anda. Lalu cari obat yang cocok buat Anda.
Ihwal makan tape entah singkong atau ketan dapat membantu menyembuhkan jerawat, ternyata tidak benar. "Tape malah mengandung alkohol dan panas," kata dr. Syarif.
Yang lebih konyol lagi, ada yang percaya kalau jerawat akan sembuh bila diusap-usapi dengan, maaf, celana dalam.
"Wah, ngaco, itu tidak benar," sanggahnya lagi. Jerawat justru harus dirawat dengan cara yang higienis. Cuci muka dengan air hangat-hangat kuku menggunakan waslap yang bersih, dan dikeringkan dengan handuk bersih.
Sebaiknya jangan mencuci wajah dengan sabun mandi biasa karena di antaranya ada yang bersifat abrasif yang bisa mengiritasi kulit (kulit mengelupas, menjadi kemerahan dll).
Anjuran orang tua-tua agar penderita jerawat mencuci muka dengan teh basi atau air daun sirih justru boleh diikuti. Karena dengan mencucinya, kulit menjadi bersih sedangkan air daun sirih yang mengandung zat antiseptik dapat mencegah terjadinya infeksi.
Namun untuk menangani problem jerawat, sebaiknya percayakan saja pada dokter ahli penyakit kulit atau ahli kecantikan yang berpengalaman.
Apalagi untuk jerawat jenis nodula atau kista yang perlu penanganan khusus. Jangan sampai penyakit yang sepele ini justru menjadi sebaliknya akibat penanganan yang tidak benar.
(Pernah dimuat dalam BukuKumpulan Artikel Kesehatan 1terbitanIntisari)