Dianggap Tempat Asal Bocornya Virus Corona, Beginilah Gambaran Misteriusnya Laboratorium Virus Wuhan yang Menyimpan Lebih dari 1.500 Jenis Virus Mematikan

Tatik Ariyani

Penulis

Foto-foto tersebut memberi kita gambaran untuk melihat ke bagian dalam dari lembaga kontroversial di Wuhan.

Intisari-Online.com -Sejak wabah virus corona pada bulan Desember 2019 lalu, banyak orang menjadi curiga terhadap Institut Virologi Wuhan.

Hal itu karena diklaim bahwa virus corona bocor dari lab khusus tempat para peneliti mempelajari virus selama tujuh tahun.

Sekarang, beberapa foto langka dari laboratorium telah memicu teori mengejutkan di tengah pandemi virus corona.

Melansir International Business Times,Jumat (10/4/2020), laboratorium di Wuhan menyimpan lebih dari 1.500 jenis virus mematikan.

Baca Juga: Ngeri! Hadang Sekelompok Warga yang Abaikan Lockdown, Tangan Seorang Polisi India Justru Terpotong, Begini Nasibnya

Laboratorium itu mengkhususkan diri dalam penelitian 'patogen paling berbahaya', khususnya virus yang dibawa oleh kelelawar.

Konspirasi asal virus corona

Banyak ilmuwan sebelumnya mengklaim bahwa virus corona mematikan yang menular ke manusia dari daging hewan liar yang dijual di sebuah pasar di Wuhan, ada pula beberapa teori yang bertentangan dengan klaim tersebut.

Beberapa ahli dan pejabat juga mengklaim bahwa virus corona, bisa menjadi senjata perang biologis yang direkayasa di China.

Baca Juga: Apa yang Sebenarnya Disembunyikan China? Semua Dokumen Penelitian Terkait Virus Corona Secara Ketat Kini Diawasi Oleh Pemerintah

Sementara sekelompok lain mengklaim bahwa virus itu disimpan di laboratorium Wuhan dari tempat virus itu melarikan diri.

Sesuai laporan baru-baru ini, spekulasi kebocoran virus dari laboratorium Wuhan juga tidak lagi diabaikan oleh pemerintah Inggris.

Sementara itu, beberapa foto muncul di platform media sosial dan situs berita, yang diambil antara 2015 dan 2017.

Baca Juga: Ada yang Tak Menunjukkan Gejala, Ada yang Gejalanya Seperti Flu, Bagaimana Sebenarnya Tahap-tahap Virus Corona Menyerang Tubuh hingga Bisa Pulih atau Meninggal?

Foto-foto tersebut memberi kita gambaran untuk melihat ke bagian dalam dari lembaga kontroversial di Wuhan.

Foto-foto menunjukkan para peneliti Wuhan mengenakan pakaian pelindung seluruh tubuh seperti astronot serta pelindung kepala di dalam lab saat melakukan eksperimen.

Baca Juga: Ironi di Tengah Pandemi Covid-19, Ketika Anjuran Mencuci Tangan Menjadi 'Tidak Masuk Akal' di Negara dengan Banyak Wilayahnya yang Hadapi Krisis Air

Laboratorium Wuhan

Pejabat di China memutuskan untuk membangun laboratorium setelah negara itu menderita wabah SARS pada tahun 2002 dan 2003 yang menginfeksi 8.422 orang dan membunuh 774 orang di seluruh dunia.

Laboratorium itu membutuhkan waktu 15 tahun untuk menyelesaikannya.

Ini adalah laboratorium berlantai empat dengan tingkat keamanan hayati P4 tertinggi dan laboratorium tercanggih di China.

Seorang virolog Cina, Zhou Peng pada tahun 2018 mengatakan kepada kantor berita pemerintah Xinhua: "Kami bangga mengatakan bahwa kami sudah berada di garis depan di bidang mempelajari mekanisme kekebalan kelelawar, yang membawa virus untuk waktu yang lama. Kelelawar membawa virus tetapi tidak terinfeksi (oleh mereka). (Mereka) memberikan harapan bagi umat manusia untuk mempelajari cara memerangi virus."

Belakangan, Beijing News melaporkan bahwa para peneliti menemukan bahwa manusia mungkin telah terinfeksi virus corona langsung dari kelelawar setelah melakukan penelitian.

Perlu dicatat bahwa Institut Virologi Wuhan terletak sekitar 10 mil dari Pasar Seafood Wuhan Huanan, yang diyakini sebagai sumber wabah virus corona, sementara Pusat Pengendalian Penyakit Wuhan hanya berjarak tiga mil dari pasar.

Baca Juga: Beli Rumah Baru, Tak Disangka Pasangan Ini Temukan Ruang Rahasia Ini di Bawah Ruang Kerja

Menurut Profesor Richard Ebright dari Institut Mikrobiologi Waksman di Rutgers University, New Jersey, disarankan agar virus itu tidak dibuat di laboratorium, tetapi bisa dengan mudah lolos dari sana ketika sedang dianalisis.

Dia juga mengatakan bahwa dia telah melihat para peneliti di kedua laboratorium yang mempelajari virus dengan keamanan hanya 'level 2' - daripada tingkat yang direkomendasikan yakni level 4.

Itu berarti hanya ada sedikit perlindungan terhadap pekerja laboratorium dari terjadinya infeksi.

Artikel Terkait