Jenazah Pasien Covid-19 Dibawa ke Pemakaman Tanpa Peti, Para Petugas Pemakaman Ketakutan, Hingga Mereka Lakukan Hal Ini

Mentari DP

Penulis

Seorang jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 rencananya dimakamkan di TPU Padurenan. Namun dia datang tanpa peti.

Intisari-Online.com - Berita mengenai penolakan warga terkait pemakaman jenazah pasien virus corona beberapa kali terjadi.

PadahalAnda tidak perlu khawatir.

Sebab, pemakaman pasien positif virus corona, status ODP, atau status PDP sudah berjalan sesuai tata cara pemakaman yang benar.

Misalnya menggunakan peti.

Baca Juga: Takut Terinfeksi Virus Corona, Ratusan Napi Minta Dibebaskan hingga Terjadi Kerusuhan, Lempari Batu sampai Ada Kebakaran di Dalam Lapas

Selain itu, Anda boleh tenang, sebab para petugas pemakaman sudah sangat terlatih.

Seperti kejadian berikut ini.

Dilansir dariTribunnewsmaker pada Minggu (12/4/2020), seorang jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 rencananya dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Padurenan di Kecamatan Mustikajaya.

Hanya saja, jenazah datangtanpa menggunakan peti.

Nah, melihat hal ini parapetugas pemakaman sempat ketakutan.

Baca Juga: Di Tengah Pandemi Covid-19 yang Terus Menyebar, Presiden Jokowi Punya Kabar Bahagia untuk Warga Kurang Mampu dan Pengangguran

Sebab dalam tata cara, pemakaman jenazah pasien virus corona wajib menggunakan peti.

Lalu apa yang mereka lakukan?

Tenang. Mereka tidak menelantarkan jenazah tersebut.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pemakaman pada Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Kota Bekasi, Yayan Sopian, mengatakan, protokoler tetap (portap) pemakaman pasien Covid-19 dapat dilakukan menggunakan peti mati.

"Selain penjaga yang gali kubur pakai APD (alat pelindung diri), jenazah pasti pakai peti mati dia muslim atau non-muslim," kata Yayan di TPU Padurenan, Jumat, (10/4/2020).

Yayan mengungkapkan, sudah ada 55 jenazah yang dimakamkan di TPU tersebut.

Namun hanya dokter jenazah tersebut yang tiba di pemakaman tanpa peti mati.

Yayan bercerita mulanya ia menerima telepon dari RSUD Kota Bekasi.

Pihak rumah sakit meminta Yayan dan timnnya untuk menyiapkan satu liang lahat.

"Ada satu jenazah waktu itu dimakamkan tanggal 26 Maret 2020."

"Saya dapat telpon dari RSUD Kota Bekasi jika ada satu jenazah yang mau dikirim, saya disuruh siapkan liang," jelas dia.

Baca Juga: Indonesia Diminta Tegas Agar Tak Jadi Episentrum Baru Pandemi Covid-19, 'Lah PSBB Itu Apa? Peraturannya Sudah Banyak, Tinggal Dipatuhi Saja'

Ketika ambulan tiba membawa jenazah yang ditunggu, Yayan bersama petugas pemakaman dibuat kaget.

"Ambulan datang supir yang mau jenazah pakai pakaian APD langkap, anak-anak tukang gali juga udah siap pakai APD, tapi pas dibuka enggak ada petinya," ujar dia.

Tak sesuai denganSOP Covid-19, Yayan langsung menghubungi RSUD Kota Bekasi.

Bukan tanpa alasan, RSUD Kota Bekasi mengatakan peti mati sudah tidak tersedia lagi di sana.

Tak ingin keselamatan petugas pemakaman terancam, Yayan berinisiatif mencari peti mati untuk jenazah tersebut.

Namun usaha Yayan ini tak berbuah manis, beberapa yayasan yang ia hubungi juga kehabisan peti mati.

"Saya udah coba cari kontak beberapa yayasan yang punya peti mati atau pembuatnya enggak ada, kosong sama sekali," katanya.

Terkait masalah jenazah tersebut sudah positif virus corona atau belum, Yayan mengaku tak tahu menahu.

"Kita tidak tahu menahu, rumah sakit cuma perlu dimakamkan sesuai protap Covid-19, jenazahnya juga sudah dibungkus rapi tapi beda enggak ada peti matinya," ujar dia.

Baca Juga: Indonesia Diminta Tegas Agar Tak Jadi Episentrum Baru Pandemi Covid-19, 'Lah PSBB Itu Apa? Peraturannya Sudah Banyak, Tinggal Dipatuhi Saja'

Manfaatkan tali dan bambu

Yayan kala itu cukup dibuat mendorong bagaimana memakamkan jenazah 'terduga Covid-19' itu, ia juga harus tetap mempertahankan keselamatan para pegawai pemakaman.

Para petugas makam akhirnya mencari jalan terbaik.

Mereka yang dirundung selama proses pemakaman pasien Covid-19 akhirnya memilih untuk menggotong jenazah menggunakan tambang dan bambu.

"Temen-temen akhirnya pakai bambu sama tambang."

"Jenazah kita letakkan ke liang gunakan itu kita pasang langsung, setelah sudah dipasang langsung kita kuburkan," ucapnya.

Setelah jenazah ke tujuh itu, Yayan memastikan tidak lagi ditemukan pasien yang dimakamkan tanpa mengguna peti mati.

"Sampai saat ini belum ada lagi, semua pasti pakai peti mati, dari rumah sakit juga sudah siap siap dimakamkan," tuturnya.

Diwartakan TribunJakarta.com, Taman Pemakaman Umum (TPU) Padurenan di Kecamatan Mustikajaya dimilih Pemerintah Kota Bekasi sebagai lokasi penguburan jenazah pasien kasus Covid-19.

Hingga saat ini, sudah ada 55 jenazah yang dimakamkan di TPU tersebut dengan protokoler tetap (portap) penguburan sesuai standar pasien positif Covid-19. (Tribunnewsmaker)

(Artikel sudah tayang di newsmaker.tribunnews.com dengan judul "Jenazah Dokter Pasien Covid-19 Dikubur Tanpa Peti, Petugas Pemakaman Ketakutan & Pilih Lakukan Ini")

Baca Juga: Tak Heran Korut Miliki 0 Kasus Virus Corona, Ternyata Kim Jong Un Sudah Ancam Pejabatnya dengan 'Konsekuensi Serius' Jika Negaranya Terinfeksi

Artikel Terkait