Tak Mau Ikuti Saran Medis, Pasien PDP Covid-19 di Kalimantan Mengamuk, Pecahkan Kaca Rumah Sakit Hingga Ancam Perawat, Akhirnya Begini Nasibnya

Afif Khoirul M

Penulis

Hal itu menyebabkan pihak rumah sakit sampai kerepotan dan kewalahan tangani satu pasien ini hingga lapor ke polisi.

Intisari-online.com - Sejauh ini wabah virus corona semakin merajalela di Indonesia, selain dampak yang begitu signifikan bagi masyarakat luas.

Sekelumit cerita tentang penyakit ini juga bermunculan seperti penolakan jenazah oleh warga, keluarga yang nekat bawa pulang pasien PDP, hingga pasien PDP yang mengamuk.

Seperti misalnya kisah berikut ini, di mana ada seorang pasien yang mengamuk di sebuah rumah sakit di Kalimantan.

Melansir Kompas.com pada Sabtu (11/4/20), Pasien PDP Corona mengamuk karena tidak mau mengikuti saran tim medis.

Baca Juga: Dokter Spesialis Paru Buka-bukaan Terkait Sulit dan Lamanya Mendapatkan Vaksin Covid-19 serta Kemungkinan Kapan Berakhirnya Wabah

Bahkan tak sampai disitu, pasien tersebut juga memberikan ancaman pada perawat.

Hal itu menyebabkan pihak rumah sakit sampai kerepotan dan kewalahan tangani satu pasien ini hingga lapor ke polisi.

Menurut keteranga, pasien tersebut berontak dan menolak untuk diisolasi di rumah sakit.

Pasien berinisial N (52) adalah seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19.

Baca Juga: Ucapannya Soal Pandemi Terbukti Benar, Bill Gates Kembali Ramalkan Akan Terjadi Wabah Tiap Berapa Tahun Sekali, Sarankan Hal ini

Dia melakukan aksi memecahkan kaca jendela rumah sakit dan mendobrak pintu kamar isolasi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Kalimantan Timur Jumat (10/4).

"Dia pasien juga mengancam perawat pakai pecahan kaca," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Samarinda, Osa Rafshodia Sabtu (11/4).

Karena mengancam keselamatan petugas medis, pihak rumah sakit lapor ke petugas kepolisian setempat dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda.

Setelah dibujuk, pasien akhirnya bisa ditenangkan karena penolakan tersebut.

Pasien tersebut diketahui dalam pengawasan karena berada di klaster Ijtima Ulama Gowa.

Setelah situasinya mereda pasien tersebut kini dipulangkan oleh pihak rumah sakit.

Baca Juga: Tak Heran Korut Miliki 0 Kasus Virus Corona, Ternyata Kim Jong Un Sudah Ancam Pejabatnya dengan 'Konsekuensi Serius' Jika Negaranya Terinfeksi

Pasien diminta untuk mengisolasi diri di rumahnya.

"Dia kita berlakukaan karantina wilayah, selama 30 hari, dipulangkan oleh tim dinkes bersama BPBD," ujar Osa.

Osa menjelaskan bahwa pasien tersebut diisolasi di rumah sakit pada 8 April setelah rapid tesnya dinyatakan reaktif virus corona.

Petugas medis kemudian membawanya ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie guna mendapatkan perawatan medis.

Sebelumnya kerusuhan juga pernah terjadi di rumah sakit Makassar pada Minggu lalu (5/5).

Sebuah keluarga beserta warga ngotot mendatangi rumah sakit untuk membawa pulang pasien PDP Covid-19 untuk memandikannya dan memakamkannya.

Baca Juga: Tak Seperti di Indonesia, Nasib Jenazah Pasien Covid-19 Justru Dimuliakan Dengan Cara ini di Madinah, Tempat Pemakamannya Pun Istimewa

Karena situasinya mencekam petugas medis melaporkannya ke polisi, dan akhirnya situasi tersebut bisa diredam oleh petugas.

Kemudian, pasien dimakamkan sesuai perosedur, lalu keluarga diberi penjelasan, namun akhirnya mereka bisa menerima penjelasan itu.

Sementara itu kasus yang saat ini sedang viral adalah penolakan pemakaman jenazah perawat Positif covid-19 di Semarang, ditolak keras oleh warga akhirnya jenazah itu dimakamkan di tempat lain.

Artikel Terkait