4 Hal Mendasar Ini Bedakan Orang Kaya dan Orang 'Kelas Menengah', Anda Masuk Golongan yang Mana?

Ade Sulaeman

Penulis

Intisari-Online.com - Menjadi seorang jutawan dimulai dengan pola pikir. Namun, bagaimana cara menindaklanjuti ide-ide yang dimiliki juga sama pentingnya.

Dengan kata lain, seseorang juga perlu melakukan tindakan nyata, dan bukan hanya sekadar berangan-angan menjadi jutawan.

Dilansir dari laman CNBC, Keith Cameron Smith, seorang pakar keuangan dari Amerika Serikat, berbagi pengalaman saat menghabiskan dua tahun bekerja bersama para milyuner.

Selama berkerja dengan mereka, Smith juga mempelajari banyak hal, termasuk tindakan dan sikap yang membedakan mereka dari orang kebanyakan.

BACA JUGA:Inilah Turkmenistan, Negara Kaya Raya yang 60 Persen Penduduknya Hidup dalam Kemiskinan

Berikut empat cara untuk mulai bertindak seperti jutawan, terlepas dari seberapa besar angka di dalam rekening tabungan

1. Orang kaya selalu berbicara tentang ide, bukan harta

Membicarakan hal-hal seperti mobil, film, dan orang lain, bukan topik yang menarik bagi para milyuner.

Namun, mereka cenderung lebih fokus pada ide-ide besar untuk masa depan, daripada hal-hal kecil yang terjadi di masa kini.

"Milyuner itu kreatif. Mereka menghabiskan waktu memikirkan ide-ide baru," ucap dia.

Sementara orang-orang kelas menengah berbicara tentang mobil dan film, jutawan memiliki perusahaan mobil dan memproduksi film.

Mereka memahami bahwa "ide adalah aset paling berharga di dunia".

"Untuk menjadi lebih sukses, kita harus terus memperluas pikiran," kata Smith.

Di dunia di mana segalanya berubah dengan cepat, menurut Smith, kita akan lebih bijaksana menghabiskan waktu untuk memikirkan cara-cara baru dalam melakukan sesuatu.

BACA JUGA:Wajahnya Dibuat Meme, Pria Ini Ternyata Atlet Basket Terkaya Asal China, Berikut Jumlah kekayaannya!

2. Milyuner mengambil risiko yang diperhitungkan

Saat orang-orang kelas menengah sering merasa puas untuk tetap berada di jalur mereka, para jutawan berusaha keras keluar dari zona nyamannya.

Dengan kata lain, kelas menengah hidup dalam ketakutan mempertaruhkan terlalu banyak hal. Sementara, jutawan tahu kapan harus melakukan hal tersebut.

"Ini terjadi karena jutawan mengatasi ketakutan dan kelas menengah tunduk pada ketakutan," kata Smith.

"Milyuner mengatasi rasa takut dengan pengetahuan. Milyuner membekali diri dengan pengetahuan sebelum mengambil risiko."

"Lalu kemudian mereka mempertimbangkan konsekuensi dari kegagalan," tambahnya.

Smith juga mengatakan, orang kaya menghitung intensitas risiko daripada imbalan yang mereka dapat.

"Jika kamu bisa hidup dengan hal terburuk yang dapat terjadi atau hal yang paling mungkin terjadi akan membuatmu semakin dekat dengan tujuanmu, maka lakukanlah!"papar Smith.

3. Memiliki sifat murah hati

BACA JUGA:Meski Kaya Raya, 5 Negara Ini Justru Miskin Medali di Asian Games

Sementara orang kelas menengah sering percaya bahwa mereka tidak mampu memberi, orang kaya melihat kedermawanan sebagai suatu kebutuhan.

"Kebanyakan jutawan percaya pada hukum 'menabur dan menuai'," kata Smith.

"Mereka melihat uang sebagai benih."

"Milyuner tahu bahwa jika mereka memberi, mereka akan menerima lebih banyak sebagai gantinya," tambahnya.

Banyak jutawan yang memiliki sifat murah hati.

Pada tahun 2010, Warren Buffett dan Bill Gates bekerja sama untuk membentuk The Giving Pledge.

The Giving Pledge merupakan sebuah upaya yang mendorong para jutawan agar menyumbangkan sebagian besar kekayaan mereka untuk tujuan baik.

Lebih dari 150 orang amat kaya telah menandatangani kontrak, termasuk Mark Zuckerberg, Richard Branson, dan Elon Musk.

Menurut Smith, tidak semua orang kaya memiliki sifat murah hati. Tapi, mereka yang berbahagia selalu memiliki sifat tersebut.

BACA JUGA:6 Zodiak yang Punya Bakat jadi Orang Kaya, Anda Termasuk? Cek Selengkapnya di Sini!

4. Milyuner menumbuhkan banyak sumber pendapatan

Semakin banyak sumber penghasilan yang kalian miliki, semakin besar potensi yang kalian miliki untuk memperoleh gaji besar.

Smith memberikan contoh seorang nelayan yang menjaring ikan dengan lima nelayan yang menangkap ikan bersama.

Siapa yang akan mendapatkan lebih banyak ikan?

Tapi, mengembangkan banyak aliran pendapatan berarti melepaskan pola pikir yang sering kali menjadi penghalang bagi kelas menengah.

"Ide bahwa kalian harus melakukan semuanya sendiri, hanya menempatkan batasan ekstrim pada potensi keuangan kalian," kata Smith.

Menurut dia, orang kaya memiliki keyakinan yang berbeda. Mereka percaya mampu menemukan seseorang yang dapat melakukannya tidak hanya sebaik yang mereka bisa, tetapi bahkan lebih baik.

Menciptakan sumber penghasilan pasif, bagi Smith, sangat penting untuk membangun kekayaan.

Ini berarti, kita harus mencoba berusaha membangun sumber pendapatan terlebih dahulu, lalu membiarkan orang yang lebih berkualitas untuk bertanggung jawab.

BACA JUGA:Hanya dengan Melihat Wajahnya, Ternyata Kita Dapat Tahu Kaya atau Tidaknya Seseorang

Cara ini membuat mereka dapat melanjutkan ke proyek yang mampu menghasilkan sumber pendapatan selanjutnya.

Jangan mencoba untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu -yang hanya menimbulkan rasa lelah.

Milyuner fokus pada aspek gambaran besar dari suatu proyek tanpa terperangkap dalam rinciannya.

Inilah yang membedakan para milyuner dengan kelas menengah.

"Kelas menengah percaya bahwa jika kalian mencoba membangun banyak sumber pendapatan, hanya akan memberatkan diri sendiri," paparnya. (Ariska Puspita Anggraini)

BACA JUGA:Bergelar Pria Tertua di Dunia, Pria Ini Sebut Gula Sebagai Alasannya

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Hal Utama yang Bedakan Orang Kaya dan Orang "Kelas Menengah")

Artikel Terkait