Penulis
Intisari-Online.com- Bung Karno pernah berkata, "Dunia indah karena kaum wanita".
Kepiawaian Sang Proklamator menempatkan diri dalam keindahan itu bahkan membuatnya larut, sehingga terkesan menjadi kelemahan.
Benar atau salah, nyatanya tak sedikit wanita mengaguminya tanpa peduli akan subjek “kelemahan" atau "kekuatan"-nya, seperti dituturkan beberapa wanita yang pernah mengenalnya dari dekat.
Presiden pertama RI itu memang ramah dan tahu tata krama.
Di hadapan wanita, ia sangat mampu menempatkan diri, bahkan di hadapan wanita yang menarik perhatiannya, ia tahu diri manakala ditolak atau situasi tidak memungkinkan.
Penyanyi dan pencipta lagu Titiek Puspa pun melihat betapa Bung Karno bisa menempatkan diri saat berhadapan dengan orang yang baru dikenal.
Ketika itu tahun 1959, tak lama setelah Titiek hijrah ke Jakarta dari Semarang. Sebagai peraih gelar Bintang Radio, ia diundang untuk menyanyi di Istana Merdeka.
Bung Karno menghampirinya dan bilang, "Oh, ini to yang namanya Titiek Puspa," sambil mengulurkan tangan.
Baca Juga:'Kalau Ia Meninggal, Kuburlah Ia Dalam Kuburku', Bukti Cinta Bung Karno pada Naoko Nemoto
Penuh wibawa tapi amat sopan. Titiek merasa tenang, tidak minder, apalagi takut.
Sejak itu Titiek menjadi penyanyi istana bersama penyanyi dan pemusik lain seperti Nien dan Jack Lesmana, Fetty Fatimah, Mus Mualim, dll.
Mereka dijuluki "Lensoist" karena setiap saat mengiringi para undangan menari lenso.
Dalam masa Bung Karno membenci musik Barat yang diistilahkannya "Ngak-ngikngok", Titiek menyanyikan lagu ciptaannya, Marilah Kemari, yang berirama cepat.
Bung Karno langsung menghardik, "Eit, siapa yang meminta lagu itu?! Ayo ganti lagu, kita berlenso saja!"
Titiek yang ketakutan, belakangan lega karena yang dimarahi bukan dirinya, melainkan orang yang meminta dia melagukannya.
"Tapi marahnya tidak berpanjang- panjang. Malah menurut saya Bung Karno tidak marah, kok. Cuma gusar," kenang Titiek.
Di situlah Titiek Puspa tahu, Bung Karno orang yang sangat imbang, bijak, sekaligus penuh penghargaan.
Bung Karno memang dikenal apa adanya, tidak hipokrit, dan tidak banyak menyembunyikan kenyataan.
Salah satu yang diingat Titiek Puspa adalah perihal sepatunya yang berlubang di salah satu bagian ujung.
Hal itu katanya agar tidak mengganggu pangkal jarinya yang bengkak oleh mata ikan.
"Banyak orang tahu, beliau tidak sungkan memperlihatkan jarinya yang bubulen sehingga perlu sepatu khusus," sambung Titiek.
Rima Melati, aktris, sutradara dan mantan peragawati, awal mulanya tidak tahu sepatu berlubang itu membawa alasan medis pemakainya.
"Tadinya saya cuma heran, lo kok sepatu Bapak bagus-bagus tetapi bolong. Sambil ketawa Bung Karno bilang, jarinya kena mata ikan.
"Terus tanpa sungkan memperlihatkannya," kata Rima, yang tahun 1959 sampai awal 1960an cukup dekat dengan Presiden Soekarno karena sering meramaikan acara di Istana Merdeka maupun Istana Bogor.
Sumber: Majalah Intisari Edisi Mei 2001 dengan judul "Bung Karno di Mata Wanita"
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari